Mohon tunggu...
Sinn Mega
Sinn Mega Mohon Tunggu... Guru - Educator | Content Writer

Mengamati fenomena kehidupan. Menulis apapun yang terlihat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Benarkah Pendidikan Tinggi Merupakan Kebutuhan Tersier?

15 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 30 Juli 2024   12:22 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ui.ac.id/azharifirmansyah 

Beberapa minggu yang lalu, kita dikejutkan oleh pernyataan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Tjitjik Sri Tjahjandarie yang menyebutkan bahwa pendidikan tinggi sebagai kebutuhan tersier. Banyak yang menyayangkan pernyataan ini karena dianggap tidak sejalan dengan amanat UUD 1945, yaitu ‘pendidikan mencerdaskan bangsa’.

Pendidikan tinggi sering kali dipandang sebagai kebutuhan tersier, yang berarti kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer (sandang, pangan, dan papan) dan sekunder (keselamatan dan keamanan finansial) terpenuhi. Namun, dalam era globalisasi dan teknologi yang terus berkembang, pernyataan dari Bu Sekjen Kemendikbudristek nampaknya perlu ditinjau kembali. Apakah pendidikan tinggi adalah kebutuhan tersier?

Dalam persepektif tradisional, pendidikan tinggi dianggap sebagai kebutuhan tersier karena dianggap bukan kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan primer mencakup aspek-aspek yang diperlukan untuk bertahan hidup, seperti makanan, air, tempat tinggal, dan pakaian. Adapun kebutuhan sekunder mencakup keamanan, stabilitas ekonomi, dan sosial. Pendidikan tinggi, dalam hal ini, ditempatkan dalam kategori kebutuhan yang lebih tinggi yang berkaitan dengan pengembangan diri, status sosial, dan prestise.

Pada era modern, pendidikan tinggi semakin dilihat sebagai investasi esensial yang memberikan banyak manfaat jangka panjang. Di dunia kerja yang semakin kompetitif, gelar sarjana sering menjadi syarat minimum hampir di seluruh persyaratan pekerjaan. Pendidikan tinggi membekali individu dengan keterampilan khusus dan pengetahuan yang relevan bagi industri tertentu. Keterampilan ini mencakup kemampuan analitis, pemecahan masalah, dan kreativitas, yang semuanya sangat dihargai dalam pekerjaan modern. Dari sini kita tidak bisa memandang bahwa pendidikan tinggi menjadi kebutuhan tersier.

Manfaat

Menurut berbagai penelitian, individu yang memiliki gelar sarjana cenderung memiliki pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang hanya memiliki pendidikan menengah. Melalui pendidikan tinggi, dapat membuka pintu ke peluang pekerjaan yang lebih baik, stabilitas keuangan, dan potensi untuk peningkatan karir. Pendidikan tinggi juga memainkan peran penting dalam mobilitas sosial. Ini memberi individu kesempatan untuk meningkatkan status sosial mereka, mengurangi ketimpangan, dan membangun kehidupan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri dan keluarga.

Pendidikan tinggi juga memiliki dampak signifikan pada masyarakat dan bangsa. Pendidikan yang lebih tinggi meningkatkan kualitas tenaga kerja, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas nasional dan pertumbuhan ekonomi. Negara dengan tingkat pendidikan tinggi yang lebih baik cenderung memiliki tingkat inovasi yang lebih tinggi, yang mendorong kemajuan teknologi dan daya saing global. Institusi pendidikan tinggi adalah pusat inovasi dan penelitian. Mereka berperan penting dalam pengembangan teknologi baru dan solusi untuk tantangan global, seperti perubahan iklim, kesehatan, dan energi.

Pendidikan tinggi telah mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam partisipasi demokratis dan kesadaran sosial. Individu yang berpendidikan cenderung lebih aktif dalam kehidupan politik dan sosial, yang penting untuk keberlanjutan demokrasi dan tata kelola yang baik. Kita harus tahu juga bahwa kelompok dari pendidikan tinggi merupakan agent of change yang membawa perubahan yang lebih baik dalam ranah sosial dan politik.

Tantangan

Meskipun pendidikan tinggi memiliki banyak manfaat, ada tantangan signifikan terkait akses dan biaya. Pendidikan tinggi masih sering di luar jangkauan bagi banyak individu, terutama dari latar belakang ekonomi rendah. Hal ini menciptakan kesenjangan sosial yang dapat menghambat mobilitas sosial dan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun