Mohon tunggu...
DLIYAUN NAJIHAH
DLIYAUN NAJIHAH Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Hanya manusia biasa yang sedang berusaha Rasionalist, Realist, Resilience & Religious

Konon katanya, berkarya bisa menghidupkan yang mati. Dan menulis adalah salah satu caranya, let's see apakah saya bisa menulis sebaik mungkin?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilema Tiktok Shop Sebelum Menjadi E-Commerce

9 Desember 2023   20:34 Diperbarui: 9 Desember 2023   21:15 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain itu demi mengurangi perlonjakan predatory pricing juga e-commerce dan sosial commerce yang ada di Indonesia dilarang bertindak sebagai produsen. Artinya agar tidak bisa memonopoli harga serendah mungkin produsen harus memiliki setidaknya agen, distributor dan reseller tersendiri pada PSME. Hal ini tentu sudah dinilai memiliki nilai yang adil dan positif bagi sengketa Tiktok Shop di Indonesia sebagai media pembelanjaan dan sosial media dalam satu platform. Karena sudah kita ketahui momok dalam dualisme ini adalah memaksakan sebuah idealisme dalam satu wadah yang akhirnya berdampak pada eksistensi mereka sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun