Mohon tunggu...
Dliyauddin Dzauqiy
Dliyauddin Dzauqiy Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

seniman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Masyarakat dalam Kehidupan Sosial: Teori Konflik Ralf Dahrendorf

1 November 2023   00:00 Diperbarui: 1 November 2023   00:02 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oleh : Dliyauddin Dzauqiy

NIM : 22107020045

Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula, teori ini didasarkan pada pemilikan sarana- sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas dalam masyarakat, teori konflik muncul sebagai reaksi dari munculnya teori struktural fungsional Pemikiran yang paling berpengaruh atau menjadi dasar dari teori konflik ini adalah pemikiran Kalr Marx Pada tahun 1950-an dan 1960-an, teori konflik mulai merebak. Teori konflik menyediakan alternatif terhadap teori struktural fungsional (Tualeka 2017). Dalam pengalaman saya, kehidupan masyarakat selalu berkembang, bergerak, dan berubah. Dinamika yang ada dalam masyarakat ini terjadi salah satunya karena faktor internal yang telah menyatu dalam diri masyarakat tersebut, adapun faktor external yang mempengaruhi misal dari lingkungan, ada bebrapa prespektif yang menjelaskan terjadinya perubahan dalam masyarakat antara lain : prespektif teori sosiohistrois, struktural fungsional, struktural konflik, dan psikologi sosial. Perubahan sosial adalah proses pergeseran berubahnya struktur dalam masyarakat yang berpengaruh terhadap pola pikir, kebiasaan.

Dahrendorf hidup dalam konteks sosial masyarakat industri yang sangat berkaitan dengan pembagian kelas. Konsep kelas pada kenyataanya akan menimbulkan berbagai kesalahfahaman. Seorang sosiolog harus menggunakan konsep kelas dengan hati-hati karena akan mengandung unsur positif atau negatif. Pembagian kelas ini berakibat pada orang yang memiliki kuasa atau wewenang akan industri dan orang orang yang ditindas yang tidak memiliki apa-apa. Bersamaan dengan revolusi industri, yaitu dari masyarakat agraris ke masyarakat industri, dimulailah konsep kelas sebagai analisa sosial. Munculnya masyarakat industri, maka kedudukan dan posisi sosial ditentukan oleh perbedaan-perbedaan. Misalnya kelas penguasa dan buruh atau borjuis dan proletariat (Nendissa 2022). Suatu kejadian yang pernah terjadi kasus pengadaan pembaharuan dalam sektor pertanian di desa, saya melihat kasus tersebut merupakan sebuah kemajuan yang berkelanjutan dan progresif, akan tetapi berbeda dengan respon yang diberikan dengan sekelompok masyarakat desa yang memegang prinsip bahwasanya kualitas emas pertanian yang dihasilkan  di desa tidak bisa dengan menggunakan teknologi modern. Lantas bagaiman kita harus bersikap dengan bijaksana atas fenomena tersebut.

Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan sosial antara lain : fator penyebab, perubahan masyarakat yang terjadi dalam kehidupan sosial menginginkan adanya kemajuan, dengan adanya keinginan untuk mempertahankan nilai tradisional, faktor pondorong sosial, adlah faktor yang mendukung dalam perkembangan perubahan tersebut, meliputi adanya interaksi dengan masyarakat dan kebudayaan, faktor penghambat, merupakan faktor yang kontra terhadap perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang terdiri dari kurangnya interaksi antar sesama, sehingga terjadi adanya permasalahan antar kepentingan.

Teori pendekatan konflik modern yang diuraikan di sini adalah teori konflik menurut Ralf Dahrendorf, sekitar tahun 1960. Arisandi menguraikan pendapat Dahrendorf mengenai proses konflik sosial yang mendorong terjadinya perubahan sosial, adalah pada setiap masyarakat, terdapat dua kelompok yang masing-masing menampilkan peran positif dan peran negatif. Kelompok yang berkepentingan untuk mempertahankan keadaan yang sekarang disebut status quo, dianggap menampilkan peranan positif, sedangkan kelompok yang berkepentingan untuk mengadakan perubahan dalam masyarakat secara progresif, dianggap menampilkan peranan negatif. Kedua kelompok ini mendapatkan peranan yaitu demi kepentingannya masing-masing yang saling bertentangan. Kelompok yang satu tetap pada keadaan yang sekarang, sedangkan kelompok yang lain ingin maju dan berubah (Goa 2017).

Refrensi : Goa, Lorentius. 2017. "Perubahan Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat." SAPA - Jurnal Kateketik Dan Pastoral 2(2):53--67. doi: 10.53544/sapa.v2i2.40.

Nendissa, Julio Eleazer. 2022. "IDENTITAS MANUSIA Julio Eleazer Nendissa E-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha." 4:69--76.

Tualeka, M. Wahid Nur. 2017. "Teori Konflik Sosiologi Klasik Dan Modern." Al-Hikmah 3(1):32--48.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun