Mohon tunggu...
Diadjeng Laraswati H
Diadjeng Laraswati H Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati Sumber Daya Manusia, Penulis dan Blogger

Pemerhati Bidang Sumber Daya Manusia, Penulis dan Blogger, ASN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keselarasan, Kunci Pendidikan Nasional di Era Revolusi Industri 4.0

30 April 2019   22:01 Diperbarui: 30 April 2019   23:01 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ki Hajar Dewantara,  yang juga mempunyai tiga prinsip pendidikan, yang dikenal dengan prinsip N3, yang berasal dari Bahasa Jawa yaitu Niteni, Nirokake, Nambahi. Niteni berasal dari kata dasar titen. Titen berarti adalah kemampuan memperhatikan dengan seksama untuk mengenali dan memahami suatu objek. 

Sedangkan Nirokake dan Nambahi berarti meniru dan mengembangkan. Setelah peserta didik "niteni" pendidik, maka ia akan dituntut untuk "nirokake" dan "nambahi" sesuai  dengan kemampuan dan minat peserta didik. Telah disampaikan di atas keterhubungan dengan digital atau teknologi yang seyogyanya memudahkan, mempercepat dan menghemat banyak waktu dan tenaga, akan menjadi seperti apa dampaknya bagi guru, siswa dan sistem pendidikan nasional. 

Apakah para guru dan siswa dapat berjalan seiring dengan era serba cepat ini. Arus informasi mengalir tak terbendung, siswa dapat memperoleh informasi apa saja hanya dalam genggaman tangannya. Orang tua yang sibuk juga sudah tidak lagi mempunyai waktu luang untuk menjawab pertanyaan anak-anak seperti di jaman Penulis duduk di sekolah dasar. 

Orang tua jaman sekarang akan menjawab dengan "browsing saja, cari di internet, bapak tidak ada waktu, semua  informasi ada di sana." Demikian pula dengan pendidikan di sekolah, guru yang gagap teknologi (gaptek) atau tidak melek komputer, akan habis dirundung (bully) dengan siswa yang ingin serba cepat dan haus informasi seperti yang banyak terjadi belakangan ini.

Tantangan Pendidikan di Revolusi Industri 4.0

Tantangan pendidikan di era ini adalah karena adanya tuntutan untuk bergerak cepat dengan derasnya arus informasi. Sehingga untuk menjawab tantangan ini, baik pengajar atau pendidik maupun peserta didik, mesti dibekali keseimbangan pendidikan, yang tidak hanya meningkatkan nalar berpikir untuk memperoleh pengetahuan (otak atau kepala), tapi juga menggunakan perasaan (jiwa atau hati) dan berperilaku (raga atau tubuh).

Teknologi yang berkembang pesat dalam era ini, membuat orang belajar dengan cepat, kerap tidak lagi menggunakan perasaan dalam berinteraksi, sehingga banyak terjadi di kalangan pelajar, yang pandai dan berprestasi namun mudah emosi dan meledak-ledak. 

Mereka kurang berkomunikasi secara verbal dan tatap muka sehingga mereka tidak terlatih dalam mengembangkan karakter dan perilaku mereka dalam keseharian. Perubahan dari cara belajar, pola berpikir serta cara bertindak para peserta didik dalam mengembangkan inovasi kreatif berbagai bidang, wajib diantisipasi setiap orang yang terlibat dalam pendidikan anak bangsa di era ini, tidak saja para pengajar atau pendidik di sekolah, tapi juga menjadi tanggungjawab orang tua.

Terjadi perubahan pesat dari era pendidikan di abad ke-18 hingga abad ke-21 ini., yang disebut juga dengan era dunia digital karena semua dilakukan dengan  harus selalu menjelajah jejak teknologi, berbagi dalam menciptakan ide dan ilmu yang akan dibuat, berinteraksi serta berpadu dalam hal sosial dengan memandang berbagai aspek yang akan diterapkan.

Era digital mempunyai banyak ancaman apabila tidak diwaspadai terlebih dahulu, baik memberi dampak psikologis maupun sosial pada peserta didik, jika tak disikapi dengan bijak dan dengan pendampingan. 

Secara global, dalam dunia kerja, sekitar 1 sampai 1,5 juta pekerjaan dapat hilang atau berkurang dalam kurun waktu lima tahun karena adanya peran pengganti manusia dengan mesin otomatis. Selain itu, 65% murid usia sekolah di dunia akan bekerja pada profesi yang belum pernah ada saat ini, contohnya pesawat yang diterbangkan tanpa awak, semua serba digital, seperti yang telah dimulai beberapa tahun belakangan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun