Saat terpuruk, kecewa pada dunia, basah kuyup diantara hujan yang tak kunjung reda. Hanya keluarga yang selalu ada, meski dalam semua keterbatasan. Mereka tetap menitikkan air mata dan masih peduli pada kita. Begitupun saat kita mulai mencintai orang lain. Mereka masih bisa mengucap turut berbahagia.
Cinta itu sabar, cinta itu bahagia, cinta itu harapan, cinta itu masa depan. Kamu membuatku tertawa, membuatku kesal, membuatku tersenyum, membuatku cemas. Kamu membuat perasaanku menjadi komplit
Dialah Seruni, Seorang wanita peragu. Yang belum menemukan arti cinta yang sesungguhnya.
Seruni adalah produk keluarga yang tercerai-berai oleh cinta. Bersama Inggar dan Yusuf, dia harus berjuang melawan nasib dan meraih cintanya kembali. Namun Seruni hanyalah gadis biasa. Dia gundah gulana saat Inggar depresi karena tunangannya tewas diamuk badai Tornado di Canberra. Seruni pun harus menyelamatkan Yusuf yang telanjur jatuh cinta pada orang yang salah. Ditengah kegagalan Yusuf meraih cita-cita.
Musim terus berganti. Tak peduli musim kemarau atau musim hujan, Seruni tetap merasa basah kuyup. Hingga harus berpaling dari cinta lelaki-lelaki yang menaruh harapan padanya. Termasuk mengabaikan Kirei yang mengingatkannya pada sejarah masa lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H