Manusia sudah mengenal rokok sejak dahulu kala. Rokok juga memiliki bentuk dan jenis yang berubah-ubah dari masa ke masa. Dari rokok berjenis cerutu yang dikonsumsi oleh nenek moyang kita, hingga rokok elektrik yang banyak dikonsumsi anak muda zaman ini. Namun, apapun jenisnya, rokok tetaplah sangat berbahaya bagi kesehatan.
Rokok dapat menyebabkan sesak nafas, rusaknya jantung, paru-paru, bronkitis, gangguan hati, gangguan fungsi ginjal, gangguan kehamilan, hingga kematian. Zat-zat yang terkandung didalamnya adalah zat-zat adiktif yang berbahaya serta mampu menyebabkan konsumennya akan merasa ketagihan dan menginginkannya secara terus menerus, sehingga sangat sulit untuk berhenti mengkonsumsinya.
Zat-zat yang terkandung pada rokok, seperti yang dipaparkan oleh Menteri Kesehatan pada artikelnya, diantaranya adalah karbon monoksida, tar, nikotin, hidrogen sianida, benzene, formal dehida, arsenik, kadmium, amonia. Dan masing-masing dari zat tersebut memiliki dampak negatif bagi tubuh.Â
Misalnya, arsenik. Arsenik dapat menyebabkan kanker paru, ginjal, hati, juga kulit. Nikotin dapat menyebabkan ketagihan, sehingga sulit untuk berlepas diri darinya. Tar berisiko tinggi dalam menyebabkan penyakit pada paru-paru seperti kanker paru-paru dan emfisema. Benzena meningkatkan risiko terkena leukemia, serta formal dehida meningkatkan risiko terkena kanker nasofaring.
Para ahli tentunya sangat menyarankan untuk meninggalkan rokok, sebab rokok benar-benar merugikan pengguna dan orang sekitarnya. Orang yang terlalu sering menghirup asap rokok akan menjadi perokok pasif dan dapat terkena penyakit-penyakit seperti yang dialami oleh perokok aktif, atau bahkan lebih parah.
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan sudah menjelaskan melalui sebuah artikel di dalam websitenya, tentang bahaya menjadi perokok pasif dan apa dampaknya. Disebutkan bahwasanya menjadi perokok pasif jauh lebih berbahaya daripada perokok aktif. Hal ini dikarenakan asap dari rokok tersebut hanya sebagian kecilnya saja yang masuk ke dalam tubuh perokok aktif dan sisanya terhirup oleh perokok pasif.
Menurut data GATS di Indonesia, jumlah perokok pasif dari golongan perempuan jauh lebih banyak daripada lelaki. Menjadi perokok pasif bagi perempuan dapat menyebabkan gangguan serius pada sistem reproduksinya, seperti terganggunya perkembangan janin, meningkatnya resiko aborsi spontan, dan menyebabkan kelainan kongenital.
Rokok selain menyebabkan kerusakan pada tubuh, ia juga menyebabkan kerusakan pada mental yang akan menyebabkan gangguan mental seperti depresi, kegagalan, perasaan rendah diri, dan perasaan frustasi.
Selain itu, rokok juga memiliki dampak yang sangat buruk terhadap lingkungan. Limbah dari produksi rokok, seperti filter rokok dan bungkus rokok, mencemari lingkungan secara luas. Selain itu, asap rokok yang mengandung berbagai zat kimia beracun seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dapat mencemari udara dan air. Â Sampah rokok juga menjadi salah satu penyumbang utama dalam pencemaran lingkungan di dunia.
Pertanian tembakau juga memiliki dampak lingkungan  yang signifikan. Proses penggalian dan pembakaran hutan untuk pembuatan lahan tembakau menyebabkan deforestasi dan kerusakan habitat alami, mengancam keanekaragaman hayati dan keberlanjutan lingkungan.
Sementara itu, merokok juga memiliki dampak yang negatif terhadap kondisi ekonomi seseorang. Misalnya seperti butuhnya biaya yang tinggi dalam perawatan untuk penyakit – penyakit yang disebabkan merokok. Produktivitas kerja juga dapat terganggu karena absensi dan penurunan kinerja yang disebabkan penyakit terkait rokok. Dan tak hanya itu, perusahaan juga menghadapi biaya tambahan dalam bentuk asuransi kesehatan yang lebih tinggi dan peningkatan absensi karena penyakit – penyakit tersebut.
Dengan mempertimbangkan berbagai bahaya rokok yang telah dijelaskan, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi merokok., pendidikan yang lebih baik tentang bahaya rokok, dukungan untuk individu yang ingin berhenti merokok, serta kebijakan yang lebih ketat dari pemerintah terkait iklan – iklan rokok.
Dari sini, dapat dilihat juga dengan jelas bahwa rokok tidak hanya berbahaya bagi individu, namun juga orang lain. Rokok tidak hanya merepotkan individu, namun juga orang sekitar. Semua tenaga kesehatan sudah tentu akan melarang seseorang untuk merokok dan menyarankan perokok untuk berhenti merokok.
 Hal tersebut mereka lalukan sudah tentu bukan tanpa alasan. Tapi seperti yang dapat dibaca pada paragraf – paragraf sebelumnya, bahwa rokok benar – benar merugikan banyak pihak. Jadi, ayo berhenti merugikan orang lain dengan tidak merokok!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H