Mohon tunggu...
Muhammad DickyNur
Muhammad DickyNur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saintis

Mahasiswa dengan hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Melatih Independensi Kemampuan Berpendapat Siswa MA Nurul Huda Sebagai Upaya Membentuk Siswa yang Cerdas dan Kritis

17 Juni 2022   20:55 Diperbarui: 17 Juni 2022   21:54 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Poin 19 "Ketika ada pertanyaan dari guru saya menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang saya Yakini (tidak mengikuti jawaban teman)". Hasilnya tidak valid.

Poin 20 "Saya selalu mengungkapkan gagasan yang saya punya tanpa campur tangan teman". Hasilnya tidak valid.

Poin 21 "Saya merasa ragu dengan pendapat saya sendiri". Hasilnya tidak valid.

Poin 22 "Saya tidak yakin untuk mengungkapkan jawaban yang saya punya Ketika ada pertanyaan". Hasilnya tidak valid.

Hasil tersebut membuktikan bahwa sebenarnya siswa memiliki pandangan dan yakin akan argumennya. Namun ketika menyampaikan pendapatnya masih ada campur tangan dari pihak lain (dalam hal ini temannya). Hal inilah yang perlu dilatih dan diperbaiki kembali. Agar nantinya ketika siswa sudah lulus dan menjadi mahasiswa atau menjadi bagian dari masyarakat umum, saat mereka mengawal jalannya pemerintahan mereka dapat menyampaikan pandangan, kritik, saran, maupun pemikiran untuk kemajuan dan kemashlahatan bangsa tanpa disetir/dimanfaatkan oleh pihak lain.

Untuk melatih skill siswa dalam menyampaikan pendapat tersebut ada banyak cara dan dapat di lakukan menyesuaikan metode pembelajaran yang digunakan. Misalnya ketika metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar adalah metode ceramah, diharapkan guru tidak serta-merta sekedar menyampaikan materi saja kepada peserta didik, akan tetapi setelah guru menjelaskan materi, guru dapat melemparkan pertanyaan, sanggahan, maupun pandangan-pandangan siswa terkait materi yang telah disampaikan.

Kemudian guru juga dapat menggunakan metode diskusi, guru dapat membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Selanjutnya dapat membagi materi yang akan dibahas kepada masing-masing kelompok dan siswa dalam kelompok tersebut mendiskusikan materi yang telah dibagikan sesuai materi kelompoknya. Dalam diskusi tersebut siswa harus dipantik dan diberikan motivasi untuk menyampaikan pandangannya dan menuangkan pikirannya sesuai dengan pemahamannya mengenai materi. Setelah itu setiap kelompok dipersilahkan maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya secara bergiliran dan anggota kelompok lain diberikan kesempatan untuk mengkritisi, menyanggah, bertanya, maupun memberi saran pada hasil presentasi kelompok yang maju. 

Selanjutnya metode Tanya jawab, untuk pelaksanaan lapangannya bisa dilakukan dengan cara yang hampir mirip dengan metode ceramah yang telah dijelaskan di atas, akan tetapi perbedaannya ialah guru tidak perlu mengubah konsep asli dari metode ini, karena memang pada dasarnya metode ini memang dapat melatih kemampuan penyampaian pendapat siswa. Metode ini juga lebih optimal dalam melatih kemampuan penyampaian pendapat peserta didik dari pada metode ceramah karena lebih didominasi dialog/komunikasi secara langsung antara guru dan murid.

Metode demonstrasi, pada metode ini guru mengajar dengan memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. Metode ini dimaksudkan agar dapat membantu siswa memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses terjadinya peristiwa tertentu. Dengan begitu siswa akan lebih leluasa untuk menuangkan pikirannya karena diberikan kebebasan utnuk memahami persoalan sesuai dengan kemampuan dan kecerdasannya. Setelah itu beberapa siswa dapat mengajukan diri dan diberikan kesempatan untuk menyampaikan pemahamannya tersebut dan siswa lain dapat memberikan sanggahan, saran, kritik, maupun pertanyaan terkait apa yang disampaiakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun