***
Keesokan harinya, ketika Kurkel sedang berjalan menuju sungai, dia melihat Keker sedang di ejek dengan teman-temannya. Kurkel tiada berdaya untuk menolong Keker.
"Tuhan! ingin sekali aku berlari membantu Keker." Kurkel terseok-seok melangkah menuju Keker yang sedang menangis.Â
Keker pergi meninggalkan sungai tanpa tahu bahwa Kurkel melihat kejadian tersebut.
***
Momi mendekati Kurkel yang sedang berbicara dengan cermin. Dengan senyuman yang tulus, Momi menasihati Kurkel tanpa lelah, hingga dia menjadi anak yang kuat.
"Barang siapa yang tidak menyayangi, maka tidak akan disayangi. Jika ada orang yang menghinamu diamkan, kamu tidak usah membalasnya, jika menurut kamu sudah keterlaluan bertindaklah, ceritakan pada ibu." Itulah nasehat yang selalu diingat Kurkel, meski Keker sering menyakitinya, dia tetap menyayangi Keker.
***
Semenjak kejadian di sungai itu, ejekan teman-teman kepada Keker membuat sikap Keker berubah kepada Kurkel, dia menganggap dia berjalan sangat lambat karena sering bermain dengan Keker.