Awal tahun 2021 menulis kisah fabel. Kisah ini mengajarkan anak untuk bertindak jika di-bully dan tidak melakukan perundungan.
Musim hujan telah tiba. Di sebuah sungai, namanya sungai Kedamaian, di sana ada dua sahabat yang sering bermain bersama. Mereka memiliki sifat yang bertolak belakang.
"Kurkel kenapa kamu jalannya lambat sekali, aku lelah mengikuti langkahmu," cibir Keker, si Keong kerdil.
"Maafkan aku Keker, aku lelah habis membantu momi merapikan rumah," sahut Kurkel, Kura-Kura kecil.
Tanpa melihat keadaan dirinya, Keker selalu menghina Kurkel, padahal mereka sama-sama berjalan dengan lambat.
Keker anak manja, cengeng dan tidak bisa menerima kekurangan dirinya, berbeda dengan Kurkel dia memiliki sifat mandiri dan kuat, yang pasti Kurkel selalu menyadari kekurangan dirinya.
***
"Momi, kenapa sih Keker selalu mengejekku? katanya aku berjalan sangat lambat, padahal kami itu sahabat," isak Kurkel kepada ibunya.
"Jangan bersedih jagoan ibu, kamu anak yang kuat, masa hanya diejek begitu saja pakai nangis. Coba ulangi yang ibu ajarkan, 'jangan marah bagimu surga.' Ingat itu sayang."
"Ok momi," jawab Kurkel dengan suara sedikit parau.