Pada awal tahun 2020 merupakan awal yang sangat menyedihkan bagi warga Jakarta, khususnya buat saya dan keluarga. Hujan yang terus menerus pada akhir tahun 2019 membuat sungai dekat rumah meluap.Â
Banjir besar hingga 1,5 meter, membuat barang-barang terendam, karena kami tidak menyangka banjir akan setinggi itu.
Apalagi awal tahun 2021 pun hujan terus menyapa, waspada terhadap dampak turunnya hujan terus kami update, selalu siaga jika banjir datang.
Meskipun banjir sering terjadi, tetap saja kesadaran warga kurang untuk tidak membuang sampah sembarangan apalagi sampai buang sampah ke sungai. Sering kali saya mendengar keluhan para tetangga ketika banjir, pasti yang disalahkan hujan, padahal salah siapa?
Dengan adanya pandemi yang melanda seluruh dunia, setidaknya ada kesadaran untuk melakukan pola hidup bersih, mengurangi berkembang biaknya nyamuk DBD yang tak kalah mematikan dari virus corona.
Tinggal di dekat sungai, kesiagaan yang keluarga kami lakukan tahun 2021 dalam menghadapi hujan turun yang sering kali diikuti dengan banjir, yaitu:
Membuat Panggung dari Baja Ringan
Sebelumnya yang kami andalkan untuk meletakkan barang-barang saat banjir dengan menggunakan meja.
Untuk tahun ini paksu sudah membuat panggung dari baja ringan, lifehack ala suami, dikerjakan sendiri dengan melihat channel YouTube dapat menghemat biaya tukang, biaya yang dikeluarkan untuk membeli baja ringan dan papannya kurang lebih Rp. 1 juta. Finishing kurang lebih 1 minggu, karena dikerjakan di waktu senggang sebelum berangkat kerja.
Memisahkan Sampah Plastik
Memang untuk memisahkan sampah sudah disosialisasikan oleh pemerintah, tetapi pada prakteknya semua sampah bercampur.
Untuk tahun 2021 ini, keluarga kami sudah memulai untuk memisahkan sampah plastik untuk dibakar. Setidaknya keluarga kami sudah memulai menyelamatkan bumi dari sampah yang susah terurai.
Merapikan Kebun
Sebelum pandemi melanda, berkebun adalah hal yang paling digemari paksu, tidak sedikit tanaman yang rusak karena terbawa arus banjir.
Belum lagi sampah-sampah yang terbawa dari banjir, pun sampah dari rumah yang tinggal di atas (kebetulan rumah kami di bawah).
Membersihkan kebun, menanam kembali tanaman-tanaman yang cepat tumbuh, seperti cabai dan lain-lainnya, dengan cara digantung, jika banjir datang meminimalisir tanaman terbawa air.
Sebenarnya masih banyak yang keluarga kami lakukan bila hujan terus datang. Untuk urusan perut kebetulan keluarga mempunyai warung kecil-kecilan, jadi memang sudah selalu siap siaga.
Hujan itu anugerah dari Tuhan, apalagi anak senang sekali jika bermain hujan-hujanan, jadi mengeluh dengan datangnya hujan menurut saya bentuk dari tidak ada rasa syukur terhadap Rahmat yang diberikan Tuhan, karena begitu banyak hal menarik tentang hujan, berikut fakta menariknya:
Hujan Tidak Memiliki Aroma
Kecepatan Hujan Maximal Hanya 35 km/jam
Sebelum Jatuh ke Bumi Hujan Berbentuk Kristal
Hujan Memiliki Kekuatan Hipnotis
Sebuah penelitian hujan memiliki kemampuan untuk meresonansi ingatan masa lalu, itu alasan kenapa saat hujan sering kali datang inspirasi.
Hujan Merupakan Musik Terapi
Rintik hujan dinamakan pitter, pitter inilah yang bisa membuat jiwa menyatu dengan alam, membuat ketenangan pikiran, jika jiwa tenang pikiran pun tenang.
Masih banyak fakta menarik tentang hujan, salah satunya cepat terkabulnya doa saat turunnya hujan, itulah memori yang selalu saya ingat petuah guru untuk berdoa saat turunnya hujan.
Kedisiplinan diperlukan agar setiap turunnya hujan adalah anugerah bukan musibah, mulailah dari diri kita, meskipun hanya sampah plastik permen, buanglah sampah pada tempatnya.
Opini pribadi, berbagai sumber, dokumen pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H