Serangkai teknologi Meta-Museum yang dimiliki oleh museum Islam, atau Indonesian Islamic Museum di Lamongan, tidak sebatas hiburan bagi pengunjung dewasa maupun anak-anak. Namun, di museum ini perangkat meta museum dapat disaksikan sebagai narasi visual yang menjadi gambaran indah tentang bagaimana periode Islam dunia tumbuh dan berkembang, sampai ke Nusantara.
Meta Museum Islam adalah pengalaman eksplorasi pengetahuan Islami di dalam setiap zona koleksi museum. Meta-Museum memadukan teknologi realitas virtual dan kecerdasan buatan dengan museum islam yang memaksimalkan pemanfaatan arsip dan basis pengetahuan museum, serta memberikan pengalaman interaktif, menarik, dan mendidik bagi pengunjung.
Konsep Meta-Museum Islam disajikan secara menakjubkan untuk mengurai artefak sejarah Islam yang penuh makna. Seperti halnya teknologi AR untuk memberikan informasi berbentuk elemen visual yang dapat dilihat oleh pengunjung saat berkeliling ruang zona museum dengan memakai perangkat seluler atau perangkat AR yang khusus.
Kehadiran "meta museum" Islam juga mengeksplorasi bagaimana pengenalan koleksi dapat diinterpretasikan melalui kisah-kisah tokoh Islam di masa silam. Seluruhnya mencakup narasi sejarah, interpretasi objek benda koleksi, serta sebagai tuntunan informasi dari story teller museum kepada pengunjung. Secara edukasi bahkan tercipta pengalaman pendidikan agama yang lebih baik mendalam bagi anak-anak, tentunya melalui cara-cara inovatif untuk menyampaikan pesan-pesan religi serta moral yang penuh makna kehidupan.Â
Tentang Indonesian Islamic Art Museum
Indonesian Islamic Art Museum merupakan wisata religi yang terletak di Wisata Bahari Lamongan, Jl. Raya Paciran (Ex. Tanjung Kodok) Lamongan. Museum yang baru dibuka pada 28 Desember 2017 ini menyajikan berbagai koleksi benda-benda bersejarah Islam terlengkap.
Indonesian Islamic Art ini menyajikan benda-benda bersejarah dari kerajaan Islam di Indonesia, seperti Samudra Pasai, Aceh, Mataram Islam, Gowa Talu, Demak dan masih banyak lainya. Ada pula berbagai kitab-kitab kuno karangan Walisongo yang usianya sudah lebih dari seribu tahun. Tidak hanya itu, Indonesian Islamic Art Museum juga mendatangkan artifak islam dari berbagai kerajaan Islam dunia, seperti Ottoman Turki, Mughal India, dan kedinastian China.
Seluruh artefak ini semakin menarik dengan penceritaan visual yang indah melalui teknologi meta museum Islam yakni Augmented Reality, QR Movie, serta Artificial Intelligence (AI) bernuansa sejarah Islam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H