Mohon tunggu...
Mang Asep Kabayan
Mang Asep Kabayan Mohon Tunggu... -

Penggiat Komunitas Kabuyutan, Komunitas yang peduli akan kelestarian fungsi sumber daya alam, kelestarian budaya lokal, kelestarian situs-situs cagar budaya, dan keluhuran nilai- nilai spiritualitas masyarakat Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Waduk Jatigede Digenangi Bencana Sedunia

25 Mei 2015   12:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:38 43325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah banyak para ahli geologi dari mulai Ir. Sobirin Ahli Geologi dan Bendungan dari Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) tahun 2010 sampai ke yang terbaru di tahun 2015 Dr. Ir. Emi Sukiyah, MT, Ahli Geologi UNPAD menyampaikan tentang potensi ancaman ambrolnya Waduk Jatigede oleh Sesar Aktif Baribis. Dr. Ir. Emi Sukiyah, MT menyampaikan bahwa Infrastruktur sebesar Waduk Jatigede dengan volume bendungan 1 Milyar m3 (setara 1000 kali Situ Gintung) tidak seharusnya dibangun di Jatigede karena tektoniknya aktif dan berada di episentrum gempa. Dr. Ir. Emi Sukiyah, MT juga menyampaikan bahwa pemerintah seharusnya transparan terhadap resiko Waduk Jatigede.

[caption id="attachment_419984" align="aligncenter" width="300" caption="Waduk Jatigede Rentan Ambrol"][/caption]

Secara kasat mata tanpa pengetahuan tentang ilmu geologi pun sebenarnya kita bisa melihat tentang potensi bahaya Waduk Jatigede. Tanah dan jalan di sekitar Sesar Aktif Baribis yang sangat dekat dengan Waduk Jatigede banyak yang tiba-tiba ambles sedalam satu meter atau lebih. Anehnya pemerintah seolah tutup mata dengan keadaan tersebut dan mengabaikan terhadap potensi bencana yang akan terjadi akibat digenanginya Waduk Jatigede. Pemerintah tetap melanjutkan Waduk jatigede dan berencana memulai penggenangan pada akhir Juni 2015 ini.

[caption id="attachment_419986" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan Proyek Jatigede Ambles"]

1432529840957843706
1432529840957843706
[/caption]

Apabila kita bersedia berselancar di internet dapat dengan mudah kita temukan informasi bahwa ternyata Lempeng- lempeng bumi ini saling berkaitan satu sama lainnya dan di Jawa Barat ada tiga Sesar Utama yang saling berkaitan yaitu Sesar Baribis, Sesar Lembang, dan Sesar Cimandiri. Sesar Baribis membentang dari Purwakarta, Subang, Sumedang, Majalengka dan sampai ke Jawa Timur, Sesar Lembang berada di perbukitan Lembang Bandung, dan Sesar Cimandiri sesar yang membentang dari laut selatan Sukabumi, Cianjur, sampai ke Padalarang. Pergerakan Sesar Aktif Baribis dapat menghidupkan Sesar Utama lainnya dan yang lebih mengerikan adalah dapat membangunkan Sunda Mega Thrust, Lempeng Sunda yang membentang dari Burma sampai ke mendekati Australia sepanjang lebih dari 5000 km. Menurut para ahli geologi bagian Selatan Jawa Barat serta Selat Sunda sudah lama energinya tidak dilepaskan sehingga tersimpan energi sangat besar dan tentu saja apabila bangun energi yang dilepaskan akan besar. Menurut Pak Rovicky Ahli Geologi potensi gempa-nya lebih dari 8 Skala MMI, sebagai gambaran Gempa Nepal tahun 2015 yang membuka mata dunia adalah 7.4 Skala MMI, menewaskan lebih dari 8000 Jiwa. Tsunami Aceh 26 Desember 2004 adalah contoh nyata bangunnya Sunda Mega Thrust yang menewaskan lebih dari 200.000 jiwa.

[caption id="attachment_419988" align="aligncenter" width="300" caption="Sesar Aktif Cimandiri Lembang Baribis Berkaitan"]

143252992643707618
143252992643707618
[/caption]

Secara Spiritual Potensi Bencana Sedunia akibat digenanginya Waduk Jatigede sudah tersuratkan dalam Uga Jatigede, "Jatigede Dikeueum Ngahudangkeun Keuyeup Bodas Anu Bakal Ngabobol Bendungan", Jatigede Digenangi Membangunkan Kepiting Putih yang akan menjebol waduk dan Lemah Sagandu Diganggu Balai Sadunya, Kawasan Lemah Sagandu Diganggu Bencana Sedunia. Apabila melihat peta ternyata bentuk Sunda Mega Thrust mirip dengan badan Kepiting. Lemah Sagandu adalah kawasan Kabuyutan Cipaku Sumedang yang berupa kawasan lembah subur yang dibatasi sebelah barat Gunung Sangkanjaya/ Gunung Padang, sebelah Utara Bukit Pareugreug (Sesar Baribis), sebelah Selatan Gunung Cakrabuana, dan sebelah Timur Gunung Jagat. Di Kawasan Lemah Sagandu terdapat banyak situs- situs cagar budaya yang sudah ada sejak jaman pra sejarah, menurut para ahli sejarah adalah peninggalan jaman Megalitikum berupa punden berundak dan makam kuno, lebih dari 33 Situs tersebar di Kawasan Lemah Sagandu. Sebagian besar kawasan Lemah Sagandu saat ini kelestariannya terganggu oleh adanya Waduk Jatigede dimana 5 kecamatan dan lebihd dari 20 desa terancam akan ditenggelamkan, termasuk didalamnya 33 situs cagar budaya.

[caption id="attachment_419990" align="aligncenter" width="300" caption="Keuyeup Bodas ~ Sunda Mega Thrust"]

14325300112053193232
14325300112053193232
[/caption]

Menurut leluhur Kawasan Lemah Sagandu Diganggu Bencana Sedunia, seperti kita ketahui saat ini Pembangunan Waduk Jatigede sedang mengusik keberadaan Kawasan Lemah Sagandu. Secara faktual dan ilmiah Para Ahli Geologi mengatakan bahwa Waduk Jatigede dibangun di daerah episentrum gempa dan Sesar Aktif Baribis, membahayakan. Apabila kita korelasikan antara Uga dan Fakta Ilmiah tersebut maka dapat kita pahami bahwa Uga Jatigede tersebut bukanlah omong kosong, potensi bencana sedunia akibat penggenangan Jatigede itu nyata di depan mata. Apabila Jatigede digenangi akan membangunkan Sesar Baribis yang menjebol waduk dan Sunda Mega Thrust yang akan menciptakan Bencana Sedunia! Apabila kita mebuka mata hati melihat contoh nyata Bencana Gempa di Nepal baru- baru ini dan Tsunami Aceh tahun 2004 maka dampaknya sangat mengerikan.

[caption id="attachment_419991" align="aligncenter" width="300" caption="GambaranTsunami Akibat Jebolnya Waduk Jatigede"]

1432530099229802330
1432530099229802330
[/caption]

Pemerintah seharusnya tidak menutup mata dengan potensi bencana yang akan terjadi karena dampaknya akan luar biasa terhadap keutuhan bangsa Indonesia. Secara teknologi pemerintah ketika membangun Waduk Jatigede sudah memasang robot atau alat untuk mendeteksi pergerakan tanah, namun apagunanya robot- robot tersebut apabila kemudian gempa besar merusak mendadak terjadi dimana sebelumnya tidak ada indikasi adanya retakan tanah. Saat ini tidak ada teknologi yang mampu mendeteksi kapan gempa akan terjadi namun sudah dipastikan di daerah yang pernah terjadi gempa atau di kawasan Sesar Aktif pasti akan terjadi gempa. Secara historis sudah terjadi bencana akibat gempa merusak di kawasan Sesar Aktif Baribis sehingga seharusnya pemerintah lebih membuka mata hati nuraninya terhadap potensi bencana  yang akan datang.

Lebih parahnya potensi bencana akibat Penggenangan Waduk Jatigede pun menurut Uga tidak hanya mengancam Hilir dan Hulu Waduk Jatigede namun juga seluruh dunia. Pemerintah seharusnya lebih bijaksana untuk segera mengkaji kembali Waduk Jatigede dengan mengundang Tim Ahli Geologi dan Bendungan yang kompeten dan bersih (integritasnya baik) untuk mengevaluasi keamanan dan keselamatan Waduk Jatigede. Pemerintah harus segera menghentikan rencana penggenangan Waduk Jatigede yang rencananya akan dilakukan Akhir Juni 2015 dan menjadikan Waduk Jatigede sebagai Monumen Konservasi dan Lingkungan menunjukan bahwa pemerintah peduli terhadap kelestarian Sumber Daya Alam, Lingkungan, Budaya, dan Potensi Bencana yang akan terjadi.

Berikut ini Liputan Khusus Kompas Tahun 2011 yang membahas tentang Bencana Mengancam Indonesia.

https://books.google.co.id/books?id=uiRCgtidUwAC&lpg=PR15&ots=9H8Zx3bAui&dq=sesar%20baribis&hl=id&pg=PA30#v=onepage&q=sesar%20baribis&f=false

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun