Mohon tunggu...
Dewi kusnita
Dewi kusnita Mohon Tunggu... Guru - Guru motivasi

Literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Guru Digugu dan Ditiru

7 September 2021   16:53 Diperbarui: 7 September 2021   16:56 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Ketika Guru ditiru dan digugu"
Oleh Dewi Kusnita, S. Pd SD

Seorang guru bagi murid adalah contoh nyata, atau teladan yang perkataan dan perbuatannya ditiru oleh murid secara langsung.
Tanpa guru proses pendidikan tidak akan berlangsung karena guru adalah salah satu komponen penting dalam pendidikan.

Perkataan dan perintah guru itu selalu diingat oleh siswa. Tak jarang kita temui anak - anak lebih mendengarkan perkataan gurunya daripada perkataan ibunya atau ayahnya. Misalnya dalam mengerjakan PR atau pekerjaan rumah, anak akan mengerjakan perintah dan petunjuk yang diajarkan oleh gurunya.

Dari fenomena ini sebagai guru,  sebaiknya kita mengajar dari hati yang tulus bukan sekedar menjalankan tugas semata.

Perkataan maupun perbuatan yang dapat ditiru oleh anak murid kita. Ingatlah, jika kita berkata keras dan kasar murid pun enggan mengikuti pembelajaran dari kita. Sebaliknya jika kita mengajar dengan hati yang bersih dan perkataan yang lembut Insyaallah hati murid pun akan tersentuh dan mereka mau mengikuti pembelajaran yang kita ajarkan. Seperti kata peribahasa yang populer "Guru kencing berdiri anak murid kencing berlari"

Pengalaman ketika kita memberikan sedikit disiplin yang keras, rata-rata murid itu mengerjakan dengan enggan dan terpaksa, dan itu tidak baik bagi psikologisnya.

Tugas - tugas yang dikerjakan hanya agar tidak dihukum atau sekedarnya, dan itu tidak membekas di hati anak karena niatnya tadi agaj terpaksa dan agar tidak dihukum.

Sebaliknya ketika kita mengajar dengan kelembutan dan dari hati yang tulus, hal ini akan membekas di hati anak didik kita. Mereka akan selalu mengenang kira dan mengingat Nasehat - Nasehat yang kita berikan. Tak jarang kalaupun sudah lulus sekolah, mereka masih bersilaturahim ke rumah guru nya. Mereka menganggap guru sebagai orang tua dan sahabat nya.

# Guru mengajar dimasa pandemi

Pembelajaran di masa pandemi ini memang terasa sulit, tak terbayangkan kita berada dimasa ini, karena kita tidak bisa memberikan pembelajaran secara langsung pada anak.

Kebanyakan tugas-tugas yang kita berikan itu tidak maksimal dan kurang pengawasan. Kenyataan nya dilapangan adalah justru orang tua  mereka yang mengerjakan nya tugas itu, atau anak malas membuka dan membaca buku, cenderung instan belajar dengan bantuan Google.

ini yang membuat pembelajaran tidak bisa diukur dengan nilai yang diperoleh anak berdasarkan latihan - latihan yang diberikan guru.

Belum lagi psikis anak dan orang tua yang kadang tergangganggu karena merasa terbebani dengan pembelajaran online atau daring.

Masalah kuota dan kendala Hape, banyak anak didik yang kesulitan ekonomi apalagi harus beli pulsa, kendala hape yang tidak support untuk pembelajaran daring.
Akhirnya beberapa siswa ketinggalan informasi kelas dan tidak bisa mengikuti pembelajaran daring.

Untuk masalah penilaian, Guru harus bijaksana dalam mengambil nilai hasil pembelajaran.

Sekali -  sekali guru perlu melakukan kunjungan langsung secara berkala, tentunya dengan menjaga prokes yang telah ditetapkan.

Guru bisa melakukan wawancara langsung pada siswa sejauhmana pembelajaran yang sudah murid kuasai.
Bisa sharing kendala apa yang dihadapi anak didiknya dalam pembelajaran.

Memang ada kuota pulsa dari pemerintah, tapi tetap saja kurang maksimal karena ada konten - konten tertentu yang tidak bisa diakses dengan kuota pulsa dari pemetintah.

Yang pasti pembelajaran harus tetap berlangsung meski dengan sistem daring. Anak - anak harus dibuat senang dan menikmati proses pembelajaran.
Disini diperlukan inovasi dari guru dalam proses membelajaran, jangan monoton dan buat variasi agar menyenangkan bagi anak didik kita.

# Guru mengajar tetap mengacu pada tujuan Pendidikan

Walaupun mengajar dengan sistem daring, guru  tetap harus mengacu pada tujuan pendidikan itu sendiri.
Memastikan tercapainya tujuan pendidikan dan pemenuhan target akademik dan non akademik, mempersiapkan materi dan hasil evaluasi pembelajaran.
Hal ini dapat diakses dari hasil kesepakatan dinas pendidikan setempat, tentunya mengacu pada tujuan Pendidikan Nasional.

Selain itu guru juga harus memiliki tanggung jawab dalam memastikan keselamatan peserta didik secara fisik dan psikis dalam proses pembelajaran, meski dengan sistem daring. Buatlah pembelajaran bagi anak menyenangkan dan sesuai kebutuhan jenjang pendidikan anak.

Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memberikan penguatan aktif  bagi siswa, dan memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya pendidikan meski di masa pandemi ini tentunya dikaitkan dengan keseharian dengan memperhatikan protokol kesehatan

Apalagi dengan banyaknya kasus covid ini, guru hendaknya mewanti anak - anak agar selalu menjaga protokol kesehatan dengan memakai masker bila ke luar rumah, menghindari kerumunan dan mencuci tangan.

Tentunya semua berharap, mudah - mudahan Pandemi ini segera berlalu dan keadaan normal seperti biasa, murid belajar di sekolah dan aktif lagi dalam pembelajaran langsung.

Semoga anak - anak kita tetap bersemangat dalam belajar, dan selalu doakan mereka agar kelak meraih cita - citanya.

Kebanggaan seorang guru itu manakala melihat anak - anak didiknya sukses meraih cita - citanya. Dan yang terpenting ilmu dan teladan yang kita berikan akan menjadi amal jariah buat kita.
Aamiin ya Robbal'alaamiin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun