ini yang membuat pembelajaran tidak bisa diukur dengan nilai yang diperoleh anak berdasarkan latihan - latihan yang diberikan guru.
Belum lagi psikis anak dan orang tua yang kadang tergangganggu karena merasa terbebani dengan pembelajaran online atau daring.
Masalah kuota dan kendala Hape, banyak anak didik yang kesulitan ekonomi apalagi harus beli pulsa, kendala hape yang tidak support untuk pembelajaran daring.
Akhirnya beberapa siswa ketinggalan informasi kelas dan tidak bisa mengikuti pembelajaran daring.
Untuk masalah penilaian, Guru harus bijaksana dalam mengambil nilai hasil pembelajaran.
Sekali - Â sekali guru perlu melakukan kunjungan langsung secara berkala, tentunya dengan menjaga prokes yang telah ditetapkan.
Guru bisa melakukan wawancara langsung pada siswa sejauhmana pembelajaran yang sudah murid kuasai.
Bisa sharing kendala apa yang dihadapi anak didiknya dalam pembelajaran.
Memang ada kuota pulsa dari pemerintah, tapi tetap saja kurang maksimal karena ada konten - konten tertentu yang tidak bisa diakses dengan kuota pulsa dari pemetintah.
Yang pasti pembelajaran harus tetap berlangsung meski dengan sistem daring. Anak - anak harus dibuat senang dan menikmati proses pembelajaran.
Disini diperlukan inovasi dari guru dalam proses membelajaran, jangan monoton dan buat variasi agar menyenangkan bagi anak didik kita.
# Guru mengajar tetap mengacu pada tujuan Pendidikan
Walaupun mengajar dengan sistem daring, guru  tetap harus mengacu pada tujuan pendidikan itu sendiri.
Memastikan tercapainya tujuan pendidikan dan pemenuhan target akademik dan non akademik, mempersiapkan materi dan hasil evaluasi pembelajaran.
Hal ini dapat diakses dari hasil kesepakatan dinas pendidikan setempat, tentunya mengacu pada tujuan Pendidikan Nasional.
Selain itu guru juga harus memiliki tanggung jawab dalam memastikan keselamatan peserta didik secara fisik dan psikis dalam proses pembelajaran, meski dengan sistem daring. Buatlah pembelajaran bagi anak menyenangkan dan sesuai kebutuhan jenjang pendidikan anak.