Mohon tunggu...
Dian Julianto Wahyudi
Dian Julianto Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Seorang pembelajar dan suka mengajar, bergelut di bidang pendidikan teknologi dan kejuruan, serta self and family development

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kompetensi Kepribadian Seorang Guru: Fondasi untuk Menginspirasi dan Membimbing

26 Agustus 2024   07:00 Diperbarui: 26 Agustus 2024   07:03 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di balik setiap kelas yang sukses, ada sosok yang memiliki lebih dari sekadar pengetahuan akademis dan keterampilan pedagogis---ada kepribadian yang membentuk dan mempengaruhi pengalaman belajar siswa. Kompetensi kepribadian seorang guru adalah elemen kunci yang sering kali tidak terlihat tetapi memiliki dampak mendalam pada cara siswa belajar dan berkembang. Artikel ini akan mengeksplorasi betapa pentingnya kompetensi kepribadian bagi seorang guru dan bagaimana hal ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inspiratif.

1. Menunjukkan Empati dan Kepedulian

Salah satu aspek fundamental dari kompetensi kepribadian adalah kemampuan untuk menunjukkan empati dan kepedulian terhadap siswa. Seorang guru yang memiliki kompetensi kepribadian yang kuat mampu memahami dan merasakan apa yang dialami siswa, baik secara emosional maupun akademis. Ini melibatkan mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan dukungan ketika siswa menghadapi kesulitan, dan merayakan pencapaian mereka.

Empati tidak hanya membantu dalam membangun hubungan yang positif dengan siswa tetapi juga menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung. Menurut Rogers (1983), empati merupakan elemen penting dalam membangun hubungan terapeutik yang mendukung pertumbuhan individu. Dalam konteks pendidikan, empati dari seorang guru dapat membantu siswa merasa dihargai dan diterima, yang sangat penting untuk perkembangan mereka.

2. Menunjukkan Kedisiplinan dan Integritas

Kedisiplinan dan integritas adalah komponen penting dari kompetensi kepribadian. Seorang guru harus menunjukkan komitmen terhadap standar etika dan profesionalisme, serta menegakkan aturan dan prosedur dengan adil dan konsisten. Kedisiplinan pribadi tidak hanya mencakup keteraturan dalam pekerjaan tetapi juga konsistensi dalam perilaku dan sikap yang menjadi teladan bagi siswa.

Menurut Sullivan (2005), integritas seorang guru membentuk kepercayaan dan rasa hormat di antara siswa. Ketika guru menunjukkan kedisiplinan dan mematuhi standar etika, mereka mengajarkan siswa tentang pentingnya tanggung jawab dan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menunjukkan Kesabaran dan Keteguhan

Kompetensi kepribadian juga melibatkan kesabaran dan keteguhan. Menghadapi berbagai tantangan dan kebutuhan siswa memerlukan ketenangan dan kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan. Kesabaran membantu guru dalam mengatasi kesulitan siswa tanpa kehilangan motivasi atau rasa percaya diri mereka.

Hattie (2009) menekankan bahwa kesabaran dan keteguhan seorang guru dapat menciptakan suasana yang mendukung dan membangun, yang memungkinkan siswa merasa lebih nyaman dalam proses belajar mereka. Kesabaran juga penting dalam memberikan bimbingan yang diperlukan saat siswa menghadapi kesulitan, dan keteguhan memastikan bahwa guru tetap berfokus pada tujuan pembelajaran jangka panjang.

4. Memiliki Sikap Positif dan Motivasi

Sikap positif dan motivasi adalah aspek penting dari kompetensi kepribadian yang memengaruhi suasana kelas. Seorang guru yang memiliki sikap positif mampu menciptakan atmosfer yang menyenangkan dan membangun, di mana siswa merasa termotivasi untuk belajar dan berpartisipasi aktif.

Berkemampuan untuk tetap positif di tengah tantangan dan menghadapi situasi dengan optimisme dapat menular kepada siswa, membuat mereka lebih bersemangat untuk belajar. Menurut Schunk (2008), motivasi intrinsik yang ditunjukkan oleh guru dapat meningkatkan motivasi siswa dan keterlibatan mereka dalam pembelajaran.

5. Memiliki Kemampuan untuk Menjadi Teladan

Kepribadian seorang guru sering kali menjadi model bagi siswa. Ketika guru menunjukkan sifat-sifat positif seperti empati, kedisiplinan, dan sikap positif, mereka tidak hanya mengajarkan materi pelajaran tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Menjadi teladan yang baik membantu siswa memahami pentingnya perilaku yang baik dan sikap yang positif.

Menurut Berliner (2004), guru yang menjadi teladan dalam tindakan dan sikap mereka dapat membentuk karakter siswa dan mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan dunia. Dengan menunjukkan kepribadian yang positif dan etis, guru dapat memberikan pengaruh yang kuat dan mendalam dalam kehidupan siswa.

Kesimpulan

Kompetensi kepribadian seorang guru adalah pondasi yang mendukung proses pembelajaran yang efektif dan inspiratif. Dengan menunjukkan empati dan kepedulian, kedisiplinan dan integritas, kesabaran dan keteguhan, sikap positif dan motivasi, serta menjadi teladan yang baik, seorang guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung.

Kepribadian yang kuat dan positif tidak hanya memengaruhi cara siswa belajar tetapi juga membentuk karakter mereka. Seorang guru dengan kompetensi kepribadian yang tinggi tidak hanya mendidik tetapi juga menginspirasi, memberikan teladan, dan membantu siswa berkembang secara holistik. Dalam dunia pendidikan, kompetensi kepribadian adalah elemen yang tak ternilai harganya dalam menciptakan pengalaman belajar yang memotivasi dan membangun masa depan yang cerah bagi siswa.

Dengan memahami dan mengembangkan kompetensi kepribadian ini, guru dapat memberikan dampak yang positif dan berarti, membantu siswa tidak hanya mencapai kesuksesan akademis tetapi juga menjadi pribadi yang baik dan penuh inspirasi.

Referensi :

  • Hargreaves, A. (2003). Teaching in the Postmodern Age: New Directions and New Times. Routledge.
  • Day, C. (2004). A Passion for Teaching. RoutledgeFalmer.
  • Rogers, C. R. (1983). Freedom to Learn for the 80's. Merrill Publishing Company.
  • Sullivan, J. (2005). Ethics and the Teacher. Routledge.
  • Hattie, J. (2009). Visible Learning: A Synthesis of Over 800 Meta-Analyses Relating to Achievement. Routledge.
  • Schunk, D. H. (2008). Learning Theories: An Educational Perspective. Pearson.
  • Berliner, D. C. (2004). Expert Teachers: A Review of the Research. Educational Leadership, 61(8), 26-29.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun