Tenda juga mendapat pasokan air PAM dari Pos Hansip Blok 1 dengan membayar iuran setiap hari bervariasi antara Rp. 15.000,- sampai Rp. 20.000,- tergantung pemakaian sesuai tagihan dari PAM JAYA. Mereka juga dikutip biaya keamanan dan sampah setiap bulan dari RW dengan besaran Rp. 300.000,- hingga Rp. 400.000 per bulan tiap lapak jualan. Pengurus Paguyuban juga membuat kebijakan untuk pedagang kecil seperti Martabak dan Siomay dalam hal iuran Keamanan dan Sampah.
 Kesadaran PKL akan aturan dan menghargai warga sekitar tempat usaha, mereka dapat tenang berdagang. Mereka bahkan sudah seperti warga Blok 1. Mereka ikut berpartisipasi dalam kegiatan perayaan agustusan sebagai panitia, peserta lomba maupun penyedia konsumsi untuk panitia.
 Dukungan pengurus RW serta penerimaan warga, maka PKL dapat bertahan selama puluhan tahun. Bahkan ada beberapa yang sudah dikelola oleh generasi kedua. Pedagang Kelapa Muda pensiun karena usia dan pulang kampung. Lapak berikut jenis jualan dilanjutkan oleh pedagang Sate dan Sop Iga.Â
 Sinergi ini membuat pedagang mampu bertahan di saat badai pandemi yang lalu. Pemasukan harian jauh berkurang karena kebijakan WFH, namun mereka mampu menghadapi.
Narasumber utama : Sdr. Rifa'i
Narasumber pendamping : Sdr. Yoris, Muji dan Riswan.
_____________________
Jakarta, 30 Mei 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H