Seorang perempuan dan anak perempuannya. Pakaiannya tak terlalu compang-campin
Dia menggendong karung berisi kardus dan tangannya membawa pengait besi yang biasa dipakai para pengais sampah.
Anak perempuannya mengikuti di belakangnya, sambil sesekali mengusap ingus yang sepertinya deras mengalir di lubang hidungnya.
Terus saja mataku enggan berpaling dari mereka. Seolah aku merasa beberapa tingkat di atas mereka.
Lebih beruntung.
"Apa mereka bisa makan dengan pekerjaan itu ?"
"Apa mereka cuci tangan setelah itu ?"
"Apa mereka punya tempat tinggal ?"
"Apa mereka ...?"
Pertanyaan-pertanyaan mulai tumbuh di kepalaku serupa rumput liar di halaman kala musim hujan.
"Sudah pasti anak itu nggak kenal sekolah ".