Profesi penulis di Indonesia rupanya belum mendapat perhatian dari pemerintah. Tapi dibutuhkan oleh berbagai kalangan atau institusi untuk membantu mempromosikan atau mempublikasikan kegiatan yang mereka lakukan. Bayangkan kalau ada kegiatan tanpa promosi, bagaimana masyarakat bisa tahu.
Beda dengan negara tetangga kita, Malaysia. Di sana penulis mendapat tunjangan dari negara. Jadi mereka tidak perlu lagi memikirkan urusan perut keluarga, toh sudah ada penghasilan bulanan. Yang penting menulis dan menulis.
Sampai sekarang penghasilan freelancer masih belum pasti. Beruntung kalau ada freelancer yang dilibatkan sebagai penulis setan, istilahnya ghost writer. Hasil ada tapi nama si freelancer tidak dicantumkan. Tentu ini berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian. Di pihak lain mereka harus bertahan hidup. Saya percaya dan yakin, freelancer memiliki pikiran berkualitas sehingga mampu produktif dan menghasilkan karya kreatif.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H