Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Batavia Pernah Ada Tanggul Kayu, Ditemukan Saat Pembangunan Jalur MRT

26 September 2024   06:54 Diperbarui: 26 September 2024   12:44 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kayu untuk tanggul dan cerucuk ditemukan saat pembangunan jalur MRT (Dokpri)

Pemerintah Hindia-Belanda yang memperhatikan penyediaan air bersih, tampak dari pipa yang dipamerkan. Dulu air dari kanal Molenvliet, sebelum disalurkan menggunakan pipa dalam tanah, terlebih dahulu air dijernihkan di fasilitas Waterplaats di Glodok. Fasilitas itu sudah hancur dan digantikan Gedung Orion. Diperkirakan fasilitas ini diadakan oleh Gubernur Jenderal Baron van Imhoff (1743-1750).

Ilustrasi pipa air masa Batavia (Dokpri)
Ilustrasi pipa air masa Batavia (Dokpri)

Temuan keramik asing dari Tiongkok, Jepang, Thailand, Belanda, dan Jerman ditemukan di jalur MRT itu. Sebagai data arkeologi keramik memberikan informasi luasnya jaringan perdagangan Nusantara dengan Asia dan Eropa.

Tahukah Anda bahwa di Batavia pernah ada tanggul kayu? Nah di bantaran kanal Molenvliet, di kawasan Jalan Hayam Wuruk-Gajah Mada sekarang, pernah dipasang tanggul kayu. Temuan tanggul kayu pada 2022, terjadi di tepi kanal sisi barat Jalan Hayam Wuruk. Kondisinya masih utuh loh.

Bukan itu saja, kita bisa tahu kalau dahulu di Batavia ada pabrik pembuatan bata dengan adanya tungku tertutup. Bata yang dibuat di Batavia berkualitas baik karena pembuatannya diawasi oleh petugas VOC. Dipamerkan juga berbagai tulang hewan, terutama kuda. Dulu kuda digunakan untuk menarik trem, dengan cara menggigit besi agar trem bisa jalan. Dari sinilah muncul istilah "kuda gigit besi". Karena terlalu lelah menarik beban berat, banyak kuda mati dan dikuburkan di kawasan ini.

Miniatur alat bor terowongan bawah tanah (Dokpri)
Miniatur alat bor terowongan bawah tanah (Dokpri)

Pameran ini juga diikuti oleh pengelola MRT. Lokasinya tidak jauh dari lokasi pameran temuan arkeologi. Di sini ada miniatur alat bor untuk membuat terowongan. Juga ada temuan yang tergolong baru.

Untuk mengetahui lebih jauh, silakan berkunjung ke Bentara Budaya Jakarta. Tempatnya mudah dicapai karena hanya berjarak beberapa puluh meter dari Stasiun Palmerah. Beberapa rute bus Transjakarta ada di muka Stasiun Palmerah. Pameran buka mulai pukul 10.00 hingga sore hari.***

  

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun