Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gerakan Pramuka, Kak Buwas, dan Museum Pramuka

24 September 2024   08:24 Diperbarui: 25 September 2024   23:03 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Sejarah Kecil Pramuka, Saat Awal Bertemu Kak Buwas (Dok. pribadi)

Buku Sejarah Kecil Pramuka, Saat Awal Bertemu Kak Buwas (Dok. pribadi)
Buku Sejarah Kecil Pramuka, Saat Awal Bertemu Kak Buwas (Dok. pribadi)

Museum Pramuka

Sebagai Ketua Komisi Kehumasan dan Informatika, Kak Be dan beberapa staf, sebagaimana tertulis pada buku ini, telah menghasilkan dua buku penting terkait sejarah kepramukaan. Kedua buku tersebut adalah Berbakti Tanpa Henti -- Catatan Perjalanan 60 Tahun Gerakan Pramuka 1961-2021 dan Mengabdi Tanpa Batas -- 110 Tahun Gerakan Kepanduan di Indonesia.

Selain itu, Kak Be dan kawan-kawan menginisiasi rencana pendirian Museum Nasional Gerakan Pramuka. Oleh karena itu mereka sering menyelenggarakan pameran dan lokakarya serta mengumpulkan berbagai koleksi untuk ditampilkan dalam museum. Pada peringatan Hari Museum Indonesia 2023, cikal-bakal Museum Nasional Gerakan Pramuka ikut memeriahkan Hari Museum Indonesia 12 Oktober di Gedung DPR-RI.

Banyak hal menarik tentang sejarah kecil pramuka terdapat dalam buku setebal 146 halaman ini. Mengingat di kalangan anggota Gerakan Pramuka dikenal tagar #setiappramukaadalahpewarta, Kak Be berharap setiap pramuka bisa menulis dan mewartakan apa saja, termasuk catatan sejarah kepramukaan yang dialami sendiri.

Ayo menulis karena menulis adalah bekerja untuk keabadian, demikian pernah diungkapkan sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Menulis akan dikenang oleh sejarah, tambahnya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun