Sudah dengar kalau kegiatan budaya boleh berlangsung di stasiun MRT? Tentu banyak yang belum dengar. Nyatanya pameran warisan budaya tengah berlangsung di Stasiun MRT Bundaran HI, tepatnya di Entrance B, Area Indonesia One. Pameran berlangsung dari 15 Agustus 2024, dan akan berakhir hari ini 21 Agustus 2024. Penutupan acara akan dilakukan pukul 16.00-17.00. Masih keburu buat yang belum menyaksikan.
Tempat pameran cukup mudah dicapai dengan transportasi umum. Kalau naik MRT, turun di stasiun Bundaran HI. Kalau naik bus Transjakarta, turun di halte Bundaran HI disambung jalan kaki sekitar 100 meter menuju pintu masuk MRT yang ada dekat Kedutaan Besar Jepang.
Pameran Warisan Budaya di sana berlangsung di lantai dasar dan lantai 1. Selain pameran, ada juga gelar wicara, penampilan seni, dan permainan ular tangga berhadiah. Pameran ini cukup banyak dihadiri masyarakat, terutama pengguna MRT.
Legasi
Pameran di stasiun MRT itu bertema Legasi (Kaleidoskop Keberagaman Indonesia) berupa warisan budaya dunia di Indonesia baik tangible maupun intangible dengan tema keberagaman. Setelah mendaftar pengunjung akan melewati lorong sebagai pintu masuk. Pengunjung akan dibawa melintasi masa lalu, melihat peristiwa demi peristiwa yang menghasilkan spektrum warna dalam kebudayaan dan peradaban di bumi Nusantara. Dari sini pengunjung dapat memaknai daya serta upaya para pelopor dan pendiri bangsa.
Pameran mengulas secara kronologis tentang bagaimana bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, tentang bagaimana keberagaman merupakan sebuah skenario panjang yang berlangsung sejak masa prasejarah, diperkaya masa Hindu-Buddha dan Islam, mendapatkan tantangan di masa kolonialisme, lalu berhasil mengikat tali persatuan lewat perjuangan dan pergerakan, hingga akhirnya sampai di kita. Demikian tertulis dalam kuratorial pameran.
Pinisi hingga Batik
Berbagai benda dengan narasi yang menarik tersaji di sini. Ada tengkorak manusia purba, perahu pinisi, noken, candi Prambanan, wayang, keris, dan batik. Semuanya berskala dunia sebagaimana diakui UNESCO.
Selain itu ada gambar cadas dan poster masa perjuangan. Pameran dilengkapi visual tentang warisan budaya dunia. Ketika saya berkunjung, banyak generasi muda terlihat antusias menyaksikan pameran. Bahkan mereka merekamnya dengan ponsel, termasuk berfoto secara selfie.
Selain berkunjung ke pameran, saya sempat mengikuti gelar wicara bertema "Peran Museum dalam Pembangunan Nasional" dengan pembicara Daniel Haryono (Ketua Perhimpunan Ahli Museologi Indonesia) dan Nova Farida Lestari (Ketua Indonesian Hidden Heritage) dengan moderator Shalihah S. Prabarani dari Direktorat Pelindungan Kebudayaan.
Sayang dalam gelar wicara sesekali timbul suara yang cukup mengganggu. Maklum, namanya juga di stasiun MRT. Namun suara kecil itu tidak mengurangi keseruan gelar wicara.
Tampaknya baru kali ini Direktorat Pelindungan Kebudayaan Kemendikbudristek mengadakan pameran di ruang publik, yakni stasiun MRT. Biasanya pameran dilangsungkan di museum, galeri, atau taman budaya. Kita harapkan nantinya ada juga pameran budaya di halte Transjakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H