Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pameran Warisan Budaya di Stasiun MRT Bundaran HI

21 Agustus 2024   10:13 Diperbarui: 21 Agustus 2024   10:30 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perahu pinisi menjadi daya tarik pameran (Sumber: Dokpri)

Sudah dengar kalau kegiatan budaya boleh berlangsung di stasiun MRT? Tentu banyak yang belum dengar. Nyatanya pameran warisan budaya tengah berlangsung di Stasiun MRT Bundaran HI, tepatnya di Entrance B, Area Indonesia One. Pameran berlangsung dari 15 Agustus 2024, dan akan berakhir hari ini 21 Agustus 2024. Penutupan acara akan dilakukan pukul 16.00-17.00. Masih keburu buat yang belum menyaksikan.

Tempat pameran cukup mudah dicapai dengan transportasi umum. Kalau naik MRT, turun di stasiun Bundaran HI. Kalau naik bus Transjakarta, turun di halte Bundaran HI disambung jalan kaki sekitar 100 meter menuju pintu masuk MRT yang ada dekat Kedutaan Besar Jepang.

Pameran Warisan Budaya di sana berlangsung di lantai dasar dan lantai 1. Selain pameran, ada juga gelar wicara, penampilan seni, dan permainan ular tangga berhadiah. Pameran ini cukup banyak dihadiri masyarakat, terutama pengguna MRT.

Pintu masuk pameran Legasi (Sumber: Dokpri)
Pintu masuk pameran Legasi (Sumber: Dokpri)

Legasi

Pameran di stasiun MRT itu bertema Legasi (Kaleidoskop Keberagaman Indonesia) berupa warisan budaya dunia di Indonesia baik tangible maupun intangible dengan tema keberagaman. Setelah mendaftar pengunjung akan melewati lorong sebagai pintu masuk. Pengunjung akan dibawa melintasi masa lalu, melihat peristiwa demi peristiwa yang menghasilkan spektrum warna dalam kebudayaan dan peradaban di bumi Nusantara. Dari sini pengunjung dapat memaknai daya serta upaya para pelopor dan pendiri bangsa.

Pameran mengulas secara kronologis tentang bagaimana bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, tentang bagaimana keberagaman merupakan sebuah skenario panjang yang berlangsung sejak masa prasejarah, diperkaya masa Hindu-Buddha dan Islam, mendapatkan tantangan di masa kolonialisme, lalu berhasil mengikat tali persatuan lewat perjuangan dan pergerakan, hingga akhirnya sampai di kita. Demikian tertulis dalam kuratorial pameran.

Pengunjung pameran Legasi setelah keluar dari kereta MRT (Sumber: Dokpri)
Pengunjung pameran Legasi setelah keluar dari kereta MRT (Sumber: Dokpri)

Pinisi hingga Batik

Berbagai benda dengan narasi yang menarik tersaji di sini. Ada tengkorak manusia purba, perahu pinisi, noken, candi Prambanan, wayang, keris, dan batik. Semuanya berskala dunia sebagaimana diakui UNESCO.

Selain itu ada gambar cadas dan poster masa perjuangan. Pameran dilengkapi visual tentang warisan budaya dunia. Ketika saya berkunjung, banyak generasi muda terlihat antusias menyaksikan pameran. Bahkan mereka merekamnya dengan ponsel, termasuk berfoto secara selfie.

Gelar wicara tentang museum, dari kiri Nova (narsum), Shalihah (moderator), dan Daniel (narsum)/Sumber: Dokpri
Gelar wicara tentang museum, dari kiri Nova (narsum), Shalihah (moderator), dan Daniel (narsum)/Sumber: Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun