Beberapa tahun lalu Kedutaan Besar Korea Utara menyelenggarakan pameran budaya di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta. Seingat saya materi pameran berupa foto, buku, dan budaya Korea Utara. Pameran itu cukup banyak didatangi masyarakat. Maklum, Korea Utara adalah negara tertutup. Jadinya masyarakat ingin tahu apa sih yang ada di sana.
Di akhir pameran mereka menyumbangkan sebagian materi pameran, yakni buku-buku, kepada Museum Kebangkitan Nasional. Kebetulan ketika itu saya berkunjung ke sana. Saya pilih saja buku Encyclopedia of Kimilsungia. Buku itu memiliki tebal 344 halaman dengan sampul keras (hard cover). Penerbitnya Foreign Languages Publishing House Pyongyang.
Saya mereka-reka nama Kimilsungia. Saya cuma ingat nama Kim Il Sung, Presiden Korea Utara waktu itu. Nama Kim Il Sung cukup populer di Indonesia.
Anggrek Dendrobium
Ternyata Kimilsungia merupakan sebuah nama anggrek hibrida Dendrobium. Â Cerita Kimilsungia berawal ketika pada 1965, Kim Il Sung datang ke Indonesia untuk memperingati 10 tahun Konferensi Asia Afrika. Pada kesempatan itu, Sukarno mengajaknya untuk melihat koleksi tanaman di Kebun Raya Bogor.
Rupanya Kim kagum pada sekuntum bunga yang berwarna merah muda. Pada saat mekar, bunga itu menunjukkan keanggunan. Menurut Sukarno tumbuhan itu belum memiliki nama. Maka dia akan menamainya menurut nama Kim Il Sung. Semula Kim Il Sung menolak keinginan Sukarno, tetapi Sukarno tetap bersikeras bahwa menerakan nama Kim Il Sung bagi bunga itu adalah sebuah kehormatan besar, sebab Kim Il Sung telah memberi perhatian untuk umat manusia.
Anggrek itu merupakan persilangan antara Dendrobium Ale Ale Kai dan Dendrobium Lady Constance yang dilakukan botanis keturunan Jerman bernama C.L Bundt. Anggrek itu berasal dari Sulawesi Selatan.
Bundt kemudian menyempurnakan persilangan anggrek tersebut menjadi bibit baru agar bisa hidup di Korea Utara. Akhirnya pada 1975, bibit itu dikirimkan ke Korea Utara yang kemudian diberi nama Kimilsungia, perpaduan dari Kim Il Sung dan Indonesia.
Kimilsungia lantas menyebar dan populer di Korea Utara. Bunga ini pun didapuk menjadi bunga nasional Korea Utara.
Persahabatan antara Indonesia dan Korea Utara melalui bunga anggrek tak berhenti sampai di situ. Pada 2011 Pemerintah Korea Utara mendirikan monumen peringatan penyerahan bunga Kimilsungia di Kebun Raya Bogor.
Hingga saat ini di Korea Utara diadakan Festival Bunga Kimilsungia untuk merayakan kelahiran Kim Il Sung, 15 April. Dalam festival tersebut, Indonesia mendapatkan tempat sebagai tamu kehormatan. Festival diikuti berbagai negara.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H