Menurut AA, begitulah panggilan Adhi Agus Oktaviana, penemuan lukisan Leang Karampaung yang berumur sekitar 51.200 tahun itu  memiliki implikasi penting terkait pemahaman mengenai asal-usul seni paling awal.
"Hasil ini sangat mengejutkan karena belum ada karya seni dari Zaman Es Eropa yang terkenal yang umurnya mendekati umur lukisan gua Sulawesi ini, walau ada pengecualian pada beberapa temuan kontroversial di Spanyol. Penemuan ini merupakan seni cadas pertama di Indonesia yang umurnya melampaui 50.000 tahun," kata Oktaviana.
Pertanggalan
Pada dasarnya penelitian masa lampau berfokus pada pertanggalan (dating). Para pakar ingin mengetahui sejak kapan objek atau aktivitas itu dikenal. Penelitian masa lampau pun bersifat penafsiran. Hasil penelitian atau teori bisa berubah sesuai analisis terbaru. Maklum, semakin tahun ada saja  perkembangan teknologi. Dulu para pakar menghitung pertanggalan menggunakan metode Radio-carbon. Nyatanya kemudian muncul metode pertanggalan yang lebih modern.
Betapa penelitian tentang masa lampau sangat sulit. Soalnya, semuanya masih diliputi misteri. Teori lama atau hasil penelitian sebelumnya bisa berubah. Ada pembaruan data, otomatis penafsiran akan berubah. Narasi tentang usia lukisan yang 51.200 tahun pun bisa berubah lagi, manakala ditemukan peralatan yang lebih modern dari yang ada sekarang.
Riset arkeologi memang penuh liku. Di kala objek penelitian sangat banyak, kita kekurangan dana penelitian. Kalau tidak dibantu pihak luar, mungkin penelitian lukisan gua tidak berkembang.
Tak cuma riset, pelestariannya pun perlu dipikirkan. Ini mengingat lokasi gua purba selalu berada jauh dari perkampungan masyarakat. Jadi sulit melakukan pengawasan terhadap pengunjung yang  datang ke sana. Tentu kita berharap mereka tidak merusak, misalnya melakukan corat-coret atau vandalisme.
Sekitar situs pun harus steril dari aktivitas masyarakat, biasanya penambangan. Getaran aktivitas itu akan mengganggu 'kenyamanan' objek purba.
Semoga nanti ada penelitian mandiri, tidak dibantu pihak luar. Ini agar kualitas peneliti Indonesia semakin meningkat.***
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H