Kontroversi lain adalah penelitian mereka menggunakan bahan peledak. Alasannya, ledakan itu berfungsi untuk menghantarkan getaran atau gelombang ke laptop peneliti.
Sebenarnya pernah ada beberapa kali diskusi tentang Gunung Padang antara tim sono dengan tim arkeologi. Seingat saya pernah di Setkab, FIB UI, dan Puslit Arkenas. Namun tetap saja tim sono membandel karena ambisinya ingin mendapatkan hasil spektakuler. Sekali lagi, setiap kegiatan mereka mengundang media dan posting di media sosial, termasuk YouTube. Inilah yang membuat popularitas mereka terangkat, namun hasilnya mimpi besar.
Namanya mimpi, memang harus menghalalkan segala cara. Karena kekuasaan dan perintah atasan, beberapa arkeolog pernah dibungkam oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ketika itu, Moh. Nuh. Moendardjito, pensiunan Guru Besar Arkeologi UI, pernah dilarang bicara soal Gunung Padang.
Semoga para penulis termasuk reviewer tetap tegar dan menjadi bahan pembelajaran. Kesalahan atau kekeliruan bisa dimaklumi. Namun kebohongan harus dihindari. Cukup sekali kekhilafan, jangan terulang kembali. Penelitian harus berdasar kepentingan akademis dan ilmiah, bukan power. Jangan mentang-mentang partai Anda berkuasa lalu penelitian pun mengada-ada.***Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H