Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Museum Serat Holistik Kehidupan, Museum Apa Itu?

7 Januari 2024   14:35 Diperbarui: 7 Januari 2024   14:48 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar atau membaca kata holistik, mungkin kita akan kebingungan. Maklum istilah ini belum begitu dipahami oleh kebanyakan orang karena jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut liputan6.com, holistik adalah istilah yang berkaitan dengan sesuatu yang dipandang secara utuh sebagai satu kesatuan. Sesuatu ini lebih daripada sekadar kumpulan bagian. Istilah holistik ini digunakan dalam berbagai bidang.

Soal nama museum, tentu sudah populer. Biasanya orang menganggap museum sebagai bangunan tempat melestarikan sekaligus memamerkan benda-benda koleksi.

Ketua Umum AMI Putu Supadma Rudana didampingi Ki Bambang Widodo sedang mengamati koleksi museum (Sumber: IG MSHK SS)
Ketua Umum AMI Putu Supadma Rudana didampingi Ki Bambang Widodo sedang mengamati koleksi museum (Sumber: IG MSHK SS)

Museum Serat Holistik Kehidupan

Bagaimana kalau mendengar nama Museum Serat Holistik Kehidupan? Semoga tidak menjadi bingung yah. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada sebuah museum bernama Museum Serat Holistik Kehidupan Susilawati Susmono, tentu sesuai nama pendiri atau pemilik museum. Di museum ini  masyarakat bisa menyaksikan berbagai karya seni (lukis, kriya, tari, lagu) dan berbagai manuskrip, termasuk serat dan suluh  yang menggambarkan kehidupan manusia secara holistik sebagai persembahan untuk negeri. Belum lagi buku dan karya kriya, seperti guci, teko, dan batik.

Susilawati Susmono adalah pegiat seni. Ia berlatar akuntan.  Sejak 2001 sampai 2019, menurut tempo.co, Susilawati Susmono telah melahirkan 3.680 karya yang terdiri atas 100 buku, 588 karya sastra, 43 lagu, 15 tari, 2,479 serat Al-Quran, 285 manuskrip serat, 130 lukisan, 24 guci, 12 teko kaca, 1 tugu serat, dan 3 desain motif batik.

Museum ini merupakan sarana penggemblengan bagi diri-diri yang ingin bangkit sehingga mampu melahirkan insan-insan yang berkarakter unggul tanpa melupakan asal-usul atau nenek moyangnya.  Alamat museum Jl. Marto Suharjo No. 123, Bantarjo, Donoharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, DIY.

Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior Bank Indinesia ikut  tampil pada pentas seni budaya ISAQ Center (Sumber: Bambang Widodo)
Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior Bank Indinesia ikut  tampil pada pentas seni budaya ISAQ Center (Sumber: Bambang Widodo)

Pentas seni

Museum Serat Holistik Kehidupan berada di bawah naungan ISAQ Center & Yayasan Riyadhatul Ihsan. Sejak dua tahun lalu telah menjadi  anggota Barahmus (Badan Musyawarah Museum) ke-41 se-DIY.

Jumat, 5 Januari 2024 lalu ISAQ Center & Yayasan Riyadhatul Ihsan  mengadakan Pentas Seni Budaya di Gedung Kesenian Jakarta.  Kegiatan itu bertajuk "Senyawa Seni, Sastra, dan Budaya Dalam Celupan-Nya", yang merupakan perpaduan atau penyatuan karya seni, sastra, dan budaya anak bangsa yang telah membuat aransemen kehidupannya. 

Menurut bagian humas kegiatan, Bambang Widodo, pertunjukan ini dipersembahkan untuk masyarakat mengingat senyawa seni, sastra, dan budaya sangat dibutuhkan bangsa Indonesia untuk membangun peradaban sesuai yang dicita-citakan oleh leluhur dan pendiri bangsa. Tujuannya agar hati terasah dengan baik, hati sanubari dan hati nurani menjadi hidup.  

Susmono/kiri dan Susilawati/kanan, Pendiri dan Pembina ISAQ Center (Sumber: Bambang Widodo)
Susmono/kiri dan Susilawati/kanan, Pendiri dan Pembina ISAQ Center (Sumber: Bambang Widodo)

"Pertunjukan ini digelar pada awal tahun dengan harapan bisa menjadi perenungan yang berbuah gerakan untuk membangun peradaban yang berjati diri Indonesia, menjalani kehidupan sesuai lakon yang ditetapkan untuk dirinya, mempersembahkan karyanya sesuai yang telah dilakoninya," kata Bambang.

Pertunjukan "Senyawa seni, sastra dan budaya dalam celupan-Nya"  terangkai dengan tampilan tembang, lagu dan tari, puisi, monolog, dan dialog. Kesemuanya larut menjadi terapi bagi hati dan jiwa.

Acara pertunjukan juga diisi dengan tampilan pembacaan puisi, monolog dan dialog yang terpadu didukung oleh kolaborasi dari pelaku seni, budayawan dan berbagai kalangan lainnya.   Termasuk Ketua Umum Barahmus DI Yogyakarta Ki Hajar Pamadhi serta sastrawan/aktor Jose Rizal Manua yang menampilkan musikalisasi puisi karyanya.***

    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun