Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Titiek Puspa dan Niniek L. Karim di Museum Tanah dan Pertanian

28 Oktober 2023   07:12 Diperbarui: 28 Oktober 2023   07:15 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri Ratna Listy, Niniek L. Karim, Titiek Puspa, dan C. Musiana Yudhawasthi (Sumber: Dokpri)

Menyambut Hari Museum Indonesia 2023, Museum Tanah dan Pertanian menyelenggarakan Talk Show atau Ngobrol Santai dan Pameran bertopik Kiprah Perempuan pada 27 Oktober 2023. Talk show menampilkan narasumber Titiek Puspa, Niniek L. Karim, dan C. Musiana Yudhawasthi, dengan moderator Ratna Listy.

Ketiga narasumber berbicara tentang perempuan hebat dalam pusaran museum dan budaya. Titiek Puspa, yang sering dipanggil Eyang, menceritakan asal namanya Sudarwati. Karena sering sakit-sakitan maka namanya beberapa kali diganti. "Eh sejak diganti Titiek Puspa sehat sampai sekarang," katanya. Titiek Puspa lahir pada 1937, jadi saat ini usianya 86 tahun. Ia masih tampak segar dan lincah.

Titiek Puspa eksis sejak zaman Presiden Sukarno sampai sekarang. Ia juga pencipta lagu andal. Selain dinyanyikan sendiri, lagu-lagu ciptaannya dinyanyikan oleh Lilis Surjani, Grace Simon, Bimbo, dll. Namanya semakin dikenal ketika mendirikan Papiko (Persatuan Artis Penyanyi Ibu Kota) pada 1972. Setiap menjelang lebaran, Titiek Puspa selalu mengisi acara di TVRI dengan Operet Lebaran.

Ia bercerita, sewaktu cucunya berusia 5 tahun pernah diajak orangtuanya ke mancanegara. Sang cucu selalu meminta ke museum.  Sampai di Indonesia ia kembali bercerita kepada Titiek Puspa. "Jadi kuncinya yah peran orang tua," kata Titiek Puspa tentang minat anak kepada museum.

Karena dikenal sebagai seniman andal, sekitar 10 tahun lalu Titiek Puspa pernah mengisi acara Belajar Bersama Maestro, kegiatan yang dilaksanakan Kemendikbud.

Kepala Museum Tanah dan Pertanian Ibu Rima Setiani/kanan mengajak narasumber mengetuk lesung pertanda pembukaan pameran (Sumber: Dokpri)
Kepala Museum Tanah dan Pertanian Ibu Rima Setiani/kanan mengajak narasumber mengetuk lesung pertanda pembukaan pameran (Sumber: Dokpri)

Budaya Minang

Sebagai dosen psikologi, Niniek L. Karim bercerita tentang budaya Minang. Masyarakat Minang suka merantau karena kondisi alam di Minang yang kurang bersahabat. Di sana sering terjadi tsunami dan bencana alam lain. Ia mencontohkan Ngarai Sianok, yang tanahnya pernah berubah ketika ia berkunjung ke sana. Itu menandakan kondisi alam memang kurang baik.

Ketika merantau, masyarakat Minang selalu berpedoman pada petuah nenak moyang atau kearifan lokal mereka, "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung". Karena itu orang Minang menghormati tempat dan masyarakat tempat mereka merantau. Demikian kata Niniek.

Sementara itu Musiana Yudhawasti menceritakan masalah generasi muda dan museum. Ia adalah pendiri Komunitas Jejak Langkah Sejarah yang disingkat Jelajah. Karena tertarik kepada museum, setiap tahun Musiana mengadakan Indonesia Museum Awards, yaitu apresiasi kepada museum-museum yang dipandang luar biasa.

Suasana pameran dengan foto dan alat peraga (Sumber: Dokpri)
Suasana pameran dengan foto dan alat peraga (Sumber: Dokpri)

Pameran

Seusai Ngobrol Santai, para peserta diajak oleh Kepala Museum Tanah dan Pertanian Ibu Rima Setiani, menyaksikan pameran temporer bertajuk Dewi Kehidupan, Pusaka Padi Nusantara. Menurut mitos dan legenda, padi adalah pemberian dewa. Konon Batara Guru, pemimpin dewa dalam Hindu-Buddha, bertanggung jawab atas kehadiran padi di bumi. Masyarakat di beberapa wilayah Indonesia memiliki versi ceritanya masing-masing.

Di tanah Jawa, misalnya, dikenal Dewi Sri sebagai Dewi Padi. Di Jawa Barat ada Nyi Pohaci. Sejarah padi sendiri diperkirakan berasal dari bangsa Austronesia yang bermigrasi dari Seaatan Tiongkok melalui Nusantara sekitar 2.500 tahun lalu.***

Khusus 27 Oktober 2023 itu, Museum Tanah dan Pertanian, yang berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda 98, Bogor, buka hingga pukul 21.00. Sore hari diselenggarakan pesta musik akustik oleh generasi milenial, dilanjutkan acara Night in the Museum.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun