Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melihat Presiden RI Bermusik di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti

19 Oktober 2023   07:09 Diperbarui: 19 Oktober 2023   07:10 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian besar generasi 1945-an pasti pernah mendengar informasi bahwa pada 1960-an grup musik Koes Bersaudara pernah dipenjara gegara aliran musiknya. Kala itu yang menjadi presiden adalah Sukarno.

Sukarno memang kurang menyenangi musik Barat. Salah seorang penyanyi yang tidak disukai Sukarno adalah Elvis Presley sehingga timbul istilah ngak ngik ngok. Ada cerita unik tentang Elvis, sebagaimana dituturkan Guntur.

Ceritanya, ketika itu Guntur memutar piringan hitam lagunya Elvis. Tiba-tiba Sukarno mengetuk pintu dan masuk kamar. Mendengar lagu itu, Can't Help Falling in Love, Sukarno berkomentar kepada Guntur. "Ini lagu enak, nih. Bagus. Bapak senang nih lagu. Siapa penyanyinya, Tok (Tok adalah panggilan Guntur)," kata Sukarno. Guntur menjawab, "Elvis Presley, Pak". Sukarno langsung melengos dan keluar dari kamar Guntur. Begitulah salah satu kisah yang terdapat pada panil pameran.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono/kiri dan Presiden Suharto/kanan sedang bermain gitar (Sumber: panil pameran)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono/kiri dan Presiden Suharto/kanan sedang bermain gitar (Sumber: panil pameran)

Gamelan

Dari situlah Sukarno mengembangkan irama Lenso. Musik Lenso awalnya merupakan musik tradisi yang berasal dari Maluku. Sukarno mempopulerkannya sebagai iringan musik berdansa. Musik Lenso berhasil menjadi tren pada pertengahan dekade 1960-an. Banyak musisi mashyur yang ikut merilis jenis musik ini, antara lain Titiek Puspa dan Lilis Suryani. Salah satu album fenomenal terkait jenis musik ini adalah "Bersuka Ria bersama Irama Lenso".

Dari panil pameran diketahui pula Sukarno sangat menyukai gamelan. "Saya menghendaki agar setiap desa mempunyai gamelan, yang bukan rongsokan tang-ting-tong. Tapi gamelan Slendro-Pelog yang bagus," katanya. 

Media untuk mendengarkan musik kesukaan para presiden (Sumber: dokpri)
Media untuk mendengarkan musik kesukaan para presiden (Sumber: dokpri)

Musik klasik

Selain Sukarno, Soeharto juga mencintai gamelan. Bahkan beliau meminta instansi-instansi pemerintah memiliki gamelan. Soal lagu, Suharo amat menyukai lagu-lagu Lilis Suryani, terutama lagu Gang Kelinci.

Dari sekian banyak genre musik, Abdurrahman Wahid paling menyukai musik klasik, terutama gubahan Beethoven. Begitu pula B.J. Habibie. Setiap berkunjung ke Jerman, B.J. Habibie selalu menyaksikan pagelaran Berliner Philharmoniker.

Megawati, menurut panil pameran, sangat menggemari lagu My Way yang dinyanyikan Frank Sinatra. Beliau sering menyenandungkan lagu itu di kamar mandi. Terlihat dalam foto, beliau sedang bernyanyi bersama Titiek Puspa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun