Pagi tadi seorang rekan mengirim WA. Ia bertanya apakah benar koin Rp 5 yang dikeluarkan pada 1970 berharga 10 juta. Ia juga melampirkan media daring yang menyebarkan berita tersebut.
Tanpa terlebih dulu melihat media tersebut, saya langsung membalas, "Jangan percaya". Mana ada sih koin 1970 berharga mahal. Lagi-lagi berita hoaks tentang harga koin.
Penasaran saya cara media yang memuat berita tersebut. Pasundanekspres.co namanya. Di beranda FB saya pun muncul berita demikian, yakni dari grup Numismatik. Judul dan gambarnya memang meyakinkan. Seolah-olah koin Rp 5 emisi 1970 berharga mahal.
Belum terjual
Dalam berita disebutkan, "Sebuah toko online di platform Tokopedia, yaitu Arlux Putra Mandiri, menjual koin kuno Rp 5 tahun 1970 dengan harga mencapai Rp 10 juta per kepingnya".
Selanjutnya media itu menambahkan, "Meskipun koin ini belum terjual, banyak orang yang tertarik dengan produk ini, bla bla bla".
Penasaran saja, saya segera cari laman yang dimaksud. Memang terpampang koin Rp 5 dengan harga 10 juta. Saya lihat koinnya sudah bekas pakai. Sebagai kolektor, tentu saya mudah mengamati koin tersebut.
Nah ini, rupanya masyarakat awam belum mengerti bahwa tidak semua uang kuno berharga mahal. Ada kriteria tertentu soal mahal murahnya sebuah koleksi. Masyarakat pun mudah percaya bahwa koin-koin kuno berharga tinggi. Apalagi banyak ditawarkan di sejumlah marketplace.
Tidak masuk akal
Untuk membandingkan, coba saja cari "koin rp 5 1970 tokopedia". Itu yang saya lakukan. Ternyata harganya hanya Rp 4.000 sekeping untuk kondisi bekas pakai. Koin Rp 5 sering kali digunakan sebagai mahar pernikahan. Dari foto jelas terlihat si penjual berasal dari Jakarta Pusat. Ia mendapat rating, 4,8 dari kemungkinan 5. Terlihat pula koin yang terjual berjumlah 139. Untuk kondisi yang masih lustre atau kinclong harganya sekitar Rp 10.000 sekeping.
Coba bandingkan dengan koin yang ditawarkan dengan harga 10 juta itu. Apakah laku terjual? Tidak, meskipun sudah dilihat berkali-kali. Harganya tidak masuk akal.Â
Di FB banyak komentar lucu. Maklum anggota grup sebagian besar kolektor uang. "Siapa yang mau beli harga segitu," kata Edca. "Mungkin dijual di Planet Mars," sambung Andi.
Lain lagi komentar Toto, "Hadewh, nih yang bikin konten kayak gini harusnya tanggung jawab. Dia yang harus beli duluan". Komentar 'sadis' diberikan Rafli, "Semalam saya jual 15 biji laku 150 juta. Cuma sampai rumah saya diusir bapakku gegara jual koin beserta sawah bapakku".
Kalau harganya tinggi, taruhlah Rp 200 ribu sekeping, saya pun rela menjual koleksi saya. Soalnya saya punya sekitar 20 keping sebagaimana terlihat dalam foto. Koleksi milik saya berada dalam kondisi lustre atau belum pernah dipakai bertransaksi. Jadi masih kinclong.
Terus terang, saya lama sebagai jurnalis. Jadi geram saja membaca berita dalam media daring yang asal tulis. Informasi yang justru membodohi masyarakat, bukan mencerdaskan masyarakat. Harus ada tindakan untuk media arus liar seperti itu, entah oleh Kominfo atau PWI.***
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H