Negara kita memiliki anggota gerakan pramuka terbanyak di dunia. Lebih dari 25 juta anggota terdapat di sini. Disayangkan, kita belum memiliki museum khusus gerakan pramuka. Padahal museum berfungsi untuk merekam perjalanan sejarah gerakan pramuka, sejak masih bernama pandu hingga sekarang. Sejak masa Hindia-Belanda hingga masa Republik.
Namun benih-benih Museum Pramuka sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Bahkan pada akhir 2022 diselenggarakan kegiatan berupa Kajian Pembangunan Museum Nasional Gerakan Pramuka. Rencana kehadiran Museum Pramuka saya ketahui ketika pada 12 dan 13 Oktober 2023 lalu berlangsung pameran bersama museum di Gedung DPR. Salah satu peserta adalah Museum Persiapan Kwarnas Gerakan Pramuka.
Melestarikan sekaligus memamerkan
Secara singkat bisa dikatakan museum menjadi tempat untuk melestarikan sekaligus memamerkan benda-benda budaya dan benda-benda nonbudaya. Â Setiap museum pun unik karena berbagai benda budaya dan benda nonbudaya sangat beragam. Â Misalnya saja Museum Wayang, Museum Keris, Museum Batik, dan Museum Geologi. Belum lagi museum-museum yang berisi tinggalan para pahlawan atau tokoh, seperti Museum Sumpah Pemuda, Museum Basoeki Abdullah, Museum Pahlawan Nasional A.K. Gani, dan Museum Gatot Soebroto.
Museum Pramuka pun, demikian nama singkatnya, juga unik. Yang dipamerkan tentu saja benda-benda yang berhubungan dengan kepramukaan, termasuk tokoh kepramukaan. Sementara ini kita baru punya kolektor benda-benda memorabilia yang berhubungan dengan kepramukaan, seperti seragam, setangan leher, dan badge. Di luar itu aktivitas gerakan pramuka diabadikan dalam perangko dan uang kertas. Â
Museum Pramuka di luar negeri
Museum Pramuka sudah ada di luar negeri. Di AS, menurut Kak Berthold Sinaulan, terdapat sekitar 50 museum, antara lain Girl Scout Museum dan The National Scouting Museum. Kak Berthold saat ini menjabat Waka Kwarnas/Ketua Komisi Kehumasan dan Informatika. Saat ditemui Kak Berthold sedang menjaga booth pameran di Gedung DPR.
Mengingat jumlah anggota gerakan pramuka sangat banyak dan usia gerakan pramuka sudah 62 tahun, tentu banyak koleksi yang bisa dipamerkan. Bahkan sebelum gerakan pramuka lahir secara resmi pada 14 Agustus 1961, sebelum proklamasi kemerdekaan sudah ada gerakan kepanduan. Perjalanan sejarah ini perlu diketahui generasi sekarang dan mendatang lewat informasi di dalam museum.
Dari banyaknya pernak-pernik atau benda memorabilia kepramukaan tentu harus dikaji terlebih dulu. Kajian meliputi aspek ilmiah (nilai penting/signifikasi), legalitas (keabsahan perolehan koleksi), dan fisik (kondisi dan keterawatan). Tahap pengumpulan benda menjadi awal pendirian sebuah museum.
Pencatatan asal koleksi harus benar-benar diperhatikan. Pengelola museum harus tahu asal perolehan koleksi, seperti hibah, imbalan jasa, pertukaran, pembelian, hadiah, atau warisan. Semua harus didokumentasikan dan termuat dalam berita acara. Jangan sampai lalai karena bisa-bisa nantinya ahli waris akan meminta kembali benda-benda yang sudah dihibahkan.
Museum bukan hanya tentang koleksi. Pengelola harus memikirkan pula tata pamer, alur cerita, alur pengunjung, dan tata cahaya. Â Setiap koleksi harus dibuatkan label dan narasi secara singkat dan menarik.
Perlu benar-benar diperhatikan, merawat museum termasuk mahal. Kita harus punya tenaga konservator yang mengerti cara dan teknik perawatan koleksi. Juga peralatan atau perlengkapan untuk melakukan konservasi koleksi.
Museum Pramuka diperlukan untuk memberikan informasi dan edukasi tentang kepramukaan secara mudah dan cepat.***
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H