Malaka menghubungkan region Asia Tenggara, khususnya daerah kepulauan di sebelah selatan dan timur, dengan perniagaan dunia.Â
Melalui Malaka, komoditas bernilai tinggi, langka, eksotik, dan bahkan menambah kenikmatan dan keindahan dunia, dapat mencapai dunia Barat. Â
Tentang Pelabuhan Sunda Kalapa, dikatakan termasuk ke dalam jaringan perniagaan Nusantara. Pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, kawasan Sunda Kalapa menjadi titik kumpul bagi komoditas yang hendak dipasarkan hingga Eropa.
Dikatakan juga, Sunda Kalapa dan Malaka menjadi pengumpul komoditas dari pulau-pulau lain di Nusantara sebelum dipasarkan ke Gujarat, Iran, dan Eropa.Â
Sunda Kalapa sendiri melayani kapal-kapal dagang yang berasal dari Sumatera, Palembang, Tanjungpura, Makassar, Jawa, Madura, dan Malaka. Bahkan orang-orang dari Kerajaan Sunda sering berdagang ke Malaka.
Gaya hidup kosmopolit
Tergambar, adanya kedua bandar niaga membuat gaya hidup masyarakat menjadi kosmopolit. Ini dapat dilihat dari bahasa yang sama dan keterbukaan masyarakat terhadap unsur-unsur kebudayaan dari negeri yang jauh.Â
Bahkan memungkinkan mereka mengadopsi ajaran dan budaya Hindu, Buddha, dan Islam yang datang dari luar kepulauan.Â
Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai ekspresi artistik yang memperlihatkan unsur akulturasi ini, baik dalam karya sastra, seni pertunjukan, ragam hias artefak, hingga unsur arsitektural.
Hari ini pameran dibuka untuk umum. Nah, nikmatilah kisah masa lalu dari kedua bandar. Dari sini kita bisa berkaca untuk kehidupan di masa kini dan mendatang.Â
Cukup membayar karcis masuk, kita dapat memperoleh segudang informasi. Selain pameran temporer ini, masyarakat sekaligus bisa melihat-lihat pameran tetap. Banyak koleksi tentang sejarah Jakarta tersaji di pameran tetap loh. Â