Pada masa kolonial di Nusantara pernah beredar banyak uang kertas dan uang logam (koin) Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda). Sejak lama uang-uang dari zaman dulu itu menjadi buruan para kolektor.
Mengoleksi uang kuno memang menarik. Banyak informasi terkandung di dalam setiap koleksi. Koleksi semakin menarik apabila kita mampu mengumpulkan sejumlah variasi. Yang paling digandrungi kolektor antara lain variasi angka tahun.
Salah satu koin yang memiliki sejumlah variasi angka tahun adalah koin 1 cent. Di kalangan kolektor dikenal sebagai 'sen buntu'. Ini untuk membedakan dengan koin 1 cent yang memiliki bolong di bagian tengah. Jadi ada 'sen buntu' dan 'sen bolong'.
Mulai 1855
Sen buntu mulai dikeluarkan pada 1855. Koin itu berbahan tembaga. Saya memiliki koleksi sen buntu lengkap dengan variasi angka tahun. Pada 1980-an saya beli 1 set seharga kira-kira Rp 25.000. Entah berapa harga sekarang. Sayang, kondisi koleksi-koleksi itu kurang baik. Ada tanda-tanda bekas dicuci. Namun lumayanlah sebagai jejak sejarah.
Beberapa waktu lalu saya membeli 3 keping koin masa 1800-an seharga Rp 250.000. Kondisinya masih mulus. Kemungkinan besar belum pernah dipakai bertransaksi. Yah buat perbandingan saja dengan kondisi bekas pakai.
Data teknis koin tersebut bisa dilihat pada foto. Yang menarik, pada koin tertulis kata-kata dalam tiga aksara, yakni Latin, Arab, dan Jawa. Koin berbahan tembaga itu terakhir dikeluarkan pada 1912.