Detail koin masih terlihat jelas. Koin lustre termasuk berharga tinggi. Meskipun tinggi, paling-paling 2 dijit.
Saya lihat di marketplace, ada yang menawarkan Rp 6.000, ada pula Rp 10.000 sekeping untuk kondisi lustre dan emisi 1945.
Koin 1 Cent bolong memiliki beberapa emisi, yakni 1936, 1937, 1938, 1939, 1942, dan 1945. Nah, emisi sebelum 1945 berharga lebih tinggi sedikit. Ini karena dicetak lebih sedikit daripada emisi 1945.
Semi lustre
Meskipun belum pernah dipakai, ada koleksi yang agak cacad, misalnya ada flek hitam dan sedikit karat. Maklum bahan koin ini tembaga, jadi kualitasnya lebih rendah daripada perak. Dalam istilah perkoleksian disebut semi lustre.
Koleksi yang sering dipakai bertransaksi tampak dari koin yang berwarna agak kehitaman. Banyak kotoran menempel, jadi detailnya kurang nyata.Â
Meskipun sudah dibersihkan, kotoran sulit hilang. Saya coba gosok-gosok dengan autosol dan baking soda. Lihat saja perbedaan koin yang sering dipakai bertransaksi dan koin lustre. Bagai bumi dengan langit.
Andai saja berharga ratusan ribu hingga jutaan sekeping, wah saya bakal kaya mendadak nih. Soalnya saya punya belasan koin lustre dan belasan koin semi lustre.
Koin-koin di luar 1 Cent bolong pun berpatokan seperti itu, termasuk koin-koin yang dikeluarkan setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.Â
Semua masih berharga murah. Jangan percaya pada judul tulisan di media-media daring. Bisa jadi auto sultanlah kalau punya koin ini. Bisa ditukar motorlah kalau punya koin itu.
Sekali lagi, bertanyalah kepada para kolektor atau masuk di grup-grup kolektor pada Facebook. Pasti Anda akan memperoleh pencerahan sekaligus pengetahuan.***