Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tulisan Numismatik tentang 1 Cent Bolong di Media Sosial Sering Membodohi Masyarakat

10 Februari 2023   09:18 Diperbarui: 12 Februari 2023   07:23 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koin dalam kondisi lustre belum pernah dipakai bertransaksi (Dokpri)

Sampai kini banyak masyarakat awam masih belum paham soal harga uang kuno. Ini bisa dilihat pada beberapa grup di Facebook. Ada yang menawarkan uang kuno dengan harga 1,5 juta. Ada pula yang ratusan ribu rupiah sekeping. Begitu pula di marketplace.

Soal mahalnya uang kuno juga ditayangkan di YouTube. Bahkan beberapa media daring pun menulis soal harga uang kuno yang tinggi. Herannya, masyarakat awam justru percaya pada tayangan atau tulisan masyarakat awam itu. Padahal mereka tidak mengerti soal numismatik. Hanya menampilkan sensasi demi klik. Makin banyak klik tentu makin banyak mendapatkan keuntungan finansial.

Koin semi-lustre, belum pernah dipakai bertransaksi namun ada sedikit 'cacad' karena udara atau cahaya (Dokpri)
Koin semi-lustre, belum pernah dipakai bertransaksi namun ada sedikit 'cacad' karena udara atau cahaya (Dokpri)

Koin Bolong 1 Cent sebagai Contoh

Coba ketik di Google "koin bolong 1 cent". Ini contoh saja. Maka akan muncul lengkap dengan sejumlah marketplace yang menjualnya. Perhatikan harganya, ada yang Rp 2.000 sekeping, bahkan Rp 6.000 sampai Rp 20.000-an untuk materi yang sama. Sebaliknya ada yang memasang Rp 200.000 dan Rp 1,5 juta.

Masyarakat awam tentu 'lebih percaya' kepada harga yang tinggi. Mereka mengharapkan dapat uang banyak lewat koleksi yang mereka tawarkan. Masyarakat lain pun paham, bahwa harga yang tinggi itu tidak mau akal. Apakah tawaran yang 'aduhai' itu direspon numismatis atau kolektor. Tentu saja tidak.

Harga yang wajar untuk koin 1 cent bolong, sekitar Rp 2.000 sekeping. Itu untuk koin yang sudah dicuci. Biasanya pedagang uang membeli secara kiloan. Koin-koin itu sudah berkarat, biasanya berharga Rp 500 hingga Rp 750 sekeping.

Oleh pedagang, koin-koin yang kotor atau berkarat itu dicuci dengan larutan kimia seperti air aki atau asam cuka. Sebagai pedagang, tentu mereka sudah paham cara membersihkan koin. Nah, setelah beberapa saat, koin yang kotor/berkarat itu menjadi bersih.

Buat kolektor pemula, tidak menjadi masalah memiliki koleksi seperti itu. Maklum harganya terjangkau.

Namun kolektor senior atau profesional, pasti tahu mana koleksi bekas cuci. Kalau disuruh memilih, mereka lebih senang membeli koleksi yang belum dicuci tapi dalam kondisi masih bagus. Dalam numismatik dikenal istilah lustre.

Perbandingan kondisi non-lustre/kiri dan semi-lustre/kanan (Dokpri)
Perbandingan kondisi non-lustre/kiri dan semi-lustre/kanan (Dokpri)

Lustre

Lustre adalah koleksi dengan kondisi terbaik. Koleksi seperti ini belum pernah dipakai bertransaksi. Detailnya masih sangat jelas, misalnya pada tulisan Nederlandsch-Indie dan angka tahun 1945. Biasanya dijumpai masih dalam roll atau gulungan. Atau gulungan itu sudah dibuka, terutama bila kertas gulungan sudah rusak. Maklum bertahun-tahun tersimpan. Kolektor senior sering memburu koleksi dalam kondisi lustre, baik dari pedagang maupun lelang.

Di bawah lustre ada kondisi semi lustre. Koin seperti ini juga belum pernah dipakai bertransaksi. Detailnya masih jelas, cuma ada sedikit 'cacad' karena penanganan, misalnya karena udara lembab atau sering kena cahaya.

Yang paling banyak ditemui adalah koleksi non-lustre atau pernah dipakai bertransaksi. Kondisi koleksi tentu tidak semulus koin lustre atau semi-lustre. Perhatikan foto-foto dalam tulisan ini.

Nah, perlu diketahui koin 1 cent bolong pernah beberapa kali diedarkan oleh pemerintah Hindia-Belanda, yakni pada 1936, 1938, 1939, 1942, dan 1945. Koleksi terbanyak berasal dari 1945. Jadi harga sebuah koleksi tergantung kondisi (lustre, semi-lustre, atau non-lustre) dan tahun emisi (1936, 1938, 1939, 1942, atau 1945).

Ilustrasi koin error, lubang tidak tepat di tengah melainkan agak bergeser (Sumber: Facebook Dimas I.)
Ilustrasi koin error, lubang tidak tepat di tengah melainkan agak bergeser (Sumber: Facebook Dimas I.)

Error

Harga sebuah koleksi akan semakin mahal bila memiliki keunikan. Salah satu keunikan adalah error. Lihat koleksi berikut. Lubang atau bolongnya memiliki sedikit 'cacad', yakni pada bagian tengah. Kondisinya pun masih lustre. Pedagang sering memasang koin 'cacad' dengan harga Rp 50.000 hingga Rp 200.000.

Semoga masyarakat awam semakin paham akan kondisi dan harga uang lama, atau uang yang tidak berlaku lagi sebagai alat pembayaran yang sah. Masih banyak 'uang kuno' yang berharga ribuan rupiah sekeping. Banyaklah membaca dan bertanya. Jangan langsung percaya pada media sosial karena tulisan atau tayangan tersebut bukan ditulis oleh pakarnya. Tulisan atau tayangan yang tanpa suntingan memang sering membodohi masyarakat.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun