Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Candi Brahu, Selamat dari Upaya Pencurian Bata Kuno

24 November 2022   13:06 Diperbarui: 28 November 2022   15:29 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu bagian Prasasti Alasantan yang menyebut tahun 861 Saka dan nama Dyah Sindok (Sumber: Majalah Arkeologi, 1979, hal. 51)

Pada 1985 bersama beberapa mahasiswa Jurusan Arkeologi UI saya berkunjung ke Candi Brahu. Seperti halnya kebanyakan candi di Jawa Timur, Candi Brahu berbahan batu bata (merah). Nama Candi Brahu cukup dikenal karena terletak di Trowulan, Mojokerto, yang selalu dihubungkan dengan ibu kota Kerajaan Majapahit.

Ketika itu kondisi Candi Brahu masih belum bagus. Sebenarnya pihak Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur (sejak 1 November 2022 bernama Balai Pelestarian Kebudayaan) sudah mengajukan anggaran pemugaran.

Namun karena terkendala skala prioritas, pemugaran baru bisa berlangsung pada 1990 oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Timur (pergantian nama dari Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala). Pekerjaan pemugaran selesai pada 1995.

Pada 2013 saya berkesempatan lagi ke Candi Brahu. Ternyata sudah bagus dibandingkan kunjungan pertama saya. Pemugaran candi memang dimungkinkan sepanjang ada kajian arkeologi.

Bata-bata baru diperbolehkan asalkan diberi tanda atau catatan. Maklum, bata-bata kuno pada candi umumnya tidak dapat bertahan lama. Sering aus atau rusak karena faktor alam dan manusia. Bahan baru diperlukan untuk memperkuat konstruksi.

Lingkungan Candi Brahu pun sudah rapi. Jalan setapak dan taman dibangun di sekitar candi itu. Tentu untuk membuat betah para wisatawan yang berkunjung ke sana.

Candi Brahu kondisi 2022 (Sumber: Facebook Achid Zamroji)
Candi Brahu kondisi 2022 (Sumber: Facebook Achid Zamroji)

Dari kata 'Warahu' 

Diperkirakan umur Candi Brahu lebih tua daripada candi-candi lain di kawasan Trowulan. Soalnya tidak jauh dari Candi Brahu pernah ditemukan prasasti berbahan tembaga, Alasantan. Pada baris pertama terbaca angka 861 Saka (939 Masehi). Lalu pada baris kedua nama Sri Maharaja Halu Dyah Sindok. Prasasti Alasantan antara lain menyebutkan sebuah desa bernama waharu atau warahu, yang ditafsirkan sebagai nama lama Brahu.

Keberadaan Candi Brahu sudah diketahui pada masa Raffles. Ia menyebutnya sebagai sebuah gapura atau gerbang Majapahit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun