Kisah Samudramanthana kemudian berpengaruh di Bali. Mitologi Bali Bedawangnala atau Bedawang Nala percaya ada kura-kura raksasa yang bersemayam di dasar bumi.  Ia diikat oleh dua ekor naga, Anantabhoga dan Basuki. Basuki adalah simbol air sedangkan Anantabhoga simbol tanah. Jika kura-kura menggeliat akan memicu erupsi gunung berapi. Anantabhoga juga ikut bergerak.
Beberapa daerah lain memiliki mitologi gempa sendiri. Menurut masyarakat Sunda kuno, bola bumi ditopang oleh tanduk seekor sapi raksasa yang berdiri di atas punggung seekor ikan paus. Kalau ikan paus atau sapi itu bergerak, bumi pun berguncang. Kadang sapi itu sengaja menggoyangkan tubuhnya untuk mengetahui apakah bumi masih ada penghuninya.
Masyarakat kuno Minahasa percaya gempa terjadi karena babi hutan menggosok-gosokan tubuhnya pada Gunung Lokon. Ukuran gempa tergantung seberapa besar atau kecilnya gosokan babi hutan itu.
Masyarakat Jawa percaya, gempa menjadi pertanda akan terjadi 'sesuatu' yang dihubungkan dengan kehadiran seorang tokoh.  Pada 1256 Saka (1334 Masehi) Jawa Timur pernah dilanda gempa bumi dahsyat. Dan itu dihubungkan dengan  Hayam Wujuk dan Gajah Mada, dua tokoh besar dari Kerajaan Majapahit.
Primbon Jawa biasanya memperhatikan waktu terjadinya gempa, pagi, siang, sore, atau malam hari. Setiap waktu memiliki cerita sendiri.***
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H