Arkeologi dan proyek pembangunan sering kali berbenturan kepentingan. Ini karena keduanya berhubungan dengan tanah. Arkeologi bertugas melestarikan tinggalan masa lampau. Sedangkan proyek pembangunan sering kali mengusik tinggalan arkeologi.
Namun keduanya bisa berkompromi karena arkeologi tidak boleh menghambat pembangunan. Sebaliknya, pembangunan tidak boleh menghancurkan atau merusak tinggalan arkeologi.
Dulu ada yang disebut Studi Kelayakan Arkeologi (SKA). Artinya setiap pembangunan fisik berskala besar harus didahului oleh kegiatan SKA. Kegiatan SKA antara lain pernah diterapkan pada pembangunan waduk Cirata beberapa tahun lalu.
Hutan beton
Sayang pembangunan fisik di Jakarta sering kali tidak didahului SKA. Akibatnya banyak situs atau tinggalan arkeologi rusak, hancur, bahkan hilang karena pembangunan yang tidak terkontrol itu. Saat ini kita tidak mungkin lagi menemukan tinggalan arkeologi karena banyak area terbuka sudah tertutup hutan beton.
Jakarta berkembang sejak abad ke-17 sejak bernama Batavia. Dalam waktu sekian ratus tahun tentu banyak data arkeologi yang tertinggal. Data itu berupa benda, bangunan, struktur, atau tempat-tempat penting yang dapat memberi gambaran tentang evolusi Jakarta.
Argi Arafat, arkeolog muda yang ikut terlibat dalam pengumpulan data dalam rangka pembangunan MRT Bundaran HI -- Kota, mengatakan sebagian data tersebut telah mengalami perubahan jauh sebelum kegiatan pembangunan MRT. Data yang tersisa masih terdapat di dalam tanah dan di atas permukaan tanah yang membutuhkan perhatian.
"Salah satu misi dalam membangun sistem transportasi baru ini adalah untuk melestarikan data arkeologis dari kemusnahan. Sedangkan tujuan kegiatan penggalian dan pelestarian ini, untuk  menguji kandungan tanah di lokasi calon stasiun dan untuk pendokumentasian warisan budaya tersebut sebagai bentuk kontribusi bagi penulisan sejarah kota Jakarta," kata Argi.
Temuan di sepanjang jalur MRT
Pembangunan jalur MRT Bundaran HI -- Kota sudah berlangsung cukup lama. Namun di sepanjang jalur Bundaran HI -- Harmoni hanya didapatkan sedikit temuan yang berusia muda. Beberapa temuan seperti koin masa 1970-an, botol tinta, dan pecahan keramik bisa dilihat pada pameran transportasi di Museum Sejarah Jakarta hingga 30 September 2022.