Museum Bank Indonesia sempat ditutup untuk publik sejak Maret 2020. Tentu saja dimaklumi karena pandemi belum hilang dari negara kita. Sampai sekarang pun pandemi belum hilang, hanya terus melandai. Karena sudah relatif aman, mulailah museum-museum menerima kunjungan publik. Itu pun tetap memperhatikan prokes. Museum Bank Indonesia mulai menerima kunjungan publik sejak 7 Juli 2022.
Meskipun tutup selama 2 tahun 4 bulan, bukan berarti Museum Bank Indonesia tidak melakukan aktivitas apa-apa. Masyarakat mungkin taunya Museum Bank Indonesia melakukan kegiatan daring lewat medsos, seperti Instagram, Facebook, dan Youtube.
Namun sesungguhnya kegiatan fisik pun berjalan bersamaan dengan kegiatan daring. Selama penutupan kunjungan, MuBI---begitu nama populer Museum Bank Indonesia---telah  mempersiapkan layanan dan sarana baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengalaman berkunjung. Bisa disebut 9 walls display, Augmented Reality, kafe, photobooth, dan kid's corner. Â
Koleksi-koleksi MuBI pun tetap dikelola dengan baik selama pandemi. Konservasi terhadap koleksi numismatik maupun non-numismatik berjalan secara rutin. Penataan koleksi numismatik pun turut dilakukan. Â
Ruang anak-anak
Sabtu, 10 September 2022 para peserta Pelatihan Admin Medsos (Pansos) diajak panitia untuk melakukan kegiatan di kafe. Kafe MuBI tampak lebih luas dan semarak. Hanya belum berfungsi optimal karena pihak pengelola masih mencari-cari menu atau sajian yang sesuai.
Buat peserta pelatihan tentu bisa menjadi bahan acuan. Maklum peserta pelatihan kebanyakan dari sejumlah museum. Belum seluruh museum diundang dalam kegiatan itu karena masih dalam situasi  pandemi.
Para peserta diajak memasuki ruangan baru: photobooth dan kid's corner. Kedua ruangan berada di lantai 1, tidak jauh dari kafe. Sebelum masuk, pengunjung harus membuka alas kaki. Alas kaki itu disimpan di dalam kotak kaca di dekat pintu ruangan.
Pada ruang untuk anak-anak, narasi dibuat singkat. Gambar-gambar menarik terdapat pada ruangan itu. Ada berbagai aktivitas yang bisa dilakukan oleh anak-anak. Misalnya menggambar uang logam atau koin. Pihak museum menyediakan kertas putih, pensil, dan penghapus. Anak-anak tinggal meletakkan kertas putih di atas koin. Selanjutnya pensil digesek-gesek di atas kertas. Lama-kelamaan akan tersembul gambar koin. Meskipun tidak sempurna, anak-anak pasti senang.