Sejak menjadi negara berdaulat pada 17 Agustus 1945, RI pernah memiliki sejumlah wakil presiden. Namun hanya satu yang mendapat gelar Bapak Pramuka Indonesia, yakni Bapak Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Beliau menjadi orang pertama yang mendampingi Presiden Suharto sebagai Wakil Presiden pada periode 1973-1978.
Cerita tentang Sri Sultan Hamengkubuwono IX diungkapkan secara menarik dan edukatif dalam kegiatan yang diselenggarakan Museum Kepresidenan RI Balai Kirti pada Kamis, 25 Agustus 2022. Kegiatan itu berlangsung secara luring dan daring dalam tajuk Silawapres atau Sisi Lain Wakil Presiden.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Ibu Dewi Murwaningrum. Hadir dua narasumber, yakni Bapak Baha' Uddin dari Universitas Gadjah Mada dan Bapak Deden Syefrudin dari Gerakan Pramuka.
Dari Pandu jadi PramukaÂ
Terungkap dari makalah Pak Baha, peran Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam kepramukaan Indonesia sangat besar. Beliau menjabat Ketua Kwarnas sebanyak empat kali berturut-turut, yakni pada 1961-1974. Sebelum Pramuka, nama yang disandang adalah Pandu.Â
Sejarah Pramuka dimulai pada 1960 ketika Presiden Sukarno menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prijono, Azis Saleh, Achmadi, dan Muljadi Djojo Martono. Nama Pramuka diresmikan pada 9 Maret 1961.Â
Setelah itu Gerakan Pramuka diperkenalkan secara resmi kepada masyarakat dalam upacara di halaman Istana Negara pada 14 Agustus 1961. Tanggal itulah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pramuka.
Jasa Sri Sultan adalah menggabungkan organisasi-organisasi kepanduan menjadi satu, sekaligus mengubah nama Kepanduan menjadi Pramuka. Beliau mengenalkan dan mempopulerkan gerakan pramuka di tingkat nasional dan internasional.Â
Beliau juga berperan di dalam organisasi kepramukaan dunia World Organization of Scout Movement (WOSM). Â Nama Pramuka sendiri terinspirasi dari kata Paramuka atau 'pasukan terdepan dalam perang'. "Kata Pramuka itu kemudian diejawantahkan menjadi Praja Muda Karana, jiwa muda yang suka berkarya. Â
Lihat juga tulisan [Berikut]
Menurut Pak Baha, Sri Sultan HB IX dikukuhkan sebagai Bapak Pramuka pada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 1988 di Dilli, Timor Timur. Sebagai tokoh, wajah Sri Sultan Hamengkubuwono IX pernah diabadikan dalam uang kertas dan prangko.Â