Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semarak Tapak Tilas Proklamasi, Kepala Museum pun Bergoyang Maumere

17 Agustus 2022   08:16 Diperbarui: 17 Agustus 2022   08:18 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarak Tapak Tilas di Museum Perumusan Naskah Proklamasi berlangsung sehari penuh, dari pagi hingga tengah malam. Pagi hari lomba memasak yang diikuti para bapak dari berbagai institusi di lingkungan Kemendikbudristek.

Kegiatan mulai meriah sekitar pukul 12.00. Saat itu dimulai registrasi peserta Tapak Tilas. Para peserta mendapat sejumlah kupon, antara lain berupa makan siang, snack, kuliner 1, dan kuliner 2.

Tempat registrasi berada di halaman depan. Begitu pula tempat untuk menukar kupon dengan makan siang. Pada halaman belakang, tersedia panggung untuk musik malam hari. Di sekeliling halaman belakang tersedia beberapa meja dan gerobak beberapa jenis kuliner.

Ibu Umi/kiri dan ibu Dewi/kanan asyik bergoyang Maumere (Dokpri)
Ibu Umi/kiri dan ibu Dewi/kanan asyik bergoyang Maumere (Dokpri)

Saya lihat ada gerobak laksa Bogor, es sumsum, dan es cincau. Lalu ada beberapa meja yang menyediakan gorengan, pecel, makanan ringan dari singkong, dan minuman kesehatan. Yang jelas berupa jajanan tradisional. Peserta yang ingin mencicipi makanan tersebut, dipersilakan menukar kupon yang diperoleh sebelumnya. Tentu tidak bisa mencicipi semua karena jumlah kupon hanya dua.

Sambil menikmati kuliner ringan, para peserta bisa menyaksikan aksi Komunitas Sketsa. Acara lain di halaman depan adalah musikalisasi puisi. Sosiodrama dengan menampilkan peristiwa proklamasi 1945 diikuti banyak pemain. Mereka mengenakan seragam dan membawa bendera merah putih.

Pertunjukan tari dibawakan oleh belasan penari, termasuk oleh anak-anak berusia SD. Ada dua tarian inti yang mereka persembahkan. Setelah itu tarian santai berupa Gemufamire atau Goyang Maumere. Sejumlah undangan ikut berpartisipasi, antara lain beberapa kepala museum.

Kepala Museum Perumusan Naskah Proklamasi Pak Harry Trisatya (Dokpri)
Kepala Museum Perumusan Naskah Proklamasi Pak Harry Trisatya (Dokpri)

Kepala Museum Perumusan Naskah Proklamasi Pak Harry Trisatya didaulat maju ke lapangan. Begitu pun Ibu Sri Hartini, Plt. Kepala Museum Nasional. Sementara Ibu Dewi Murwaningrum (Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti) dan Ibu Titik Umi Kurniawati (Kepala Museum Sumpah Pemuda merangkap Plt. Kepala Museum Sumpah Pemuda) bergoyang dari tempat duduk mereka. Ikut maju ke lapangan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek Pak Judi Wahjudin.

Pertunjukan tari diikuti marching band menjadi acara terakhir sore itu di Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Setelah itu para peserta berjalan bersama menuju Tugu Proklamasi yang berjarah sekitar tiga kilometer.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun