Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sungguh Disayangkan, 'Prank' Koin Rp 50 Berharga Jutaan

11 Juli 2022   08:48 Diperbarui: 12 Juli 2022   04:51 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa koin 50 rupiah 1971 koleksi pribadi. Kalau jutaan rupiah sekeping, saya bakal kaya (Dokpri)

Masih banyak saja media daring memberi informasi yang tidak benar soal harga koin. Beberapa media saya lihat menulis soal koin 50 rupiah berharga jutaan. Koin 50 rupiah itu dikeluarkan pada 1971, sebagaimana gambar di atas.

Mereka asal tulis, tanpa tahu perkembangan harga. Mungkin mengejar clickbait atau monetisasi. Artinya semakin banyak dibaca, maka semakin banyak mendapatkan uang. Bukan hanya media daring, kanal berbagi YouTube pun sering memberi informasi yang tidak benar. Memang masalah yang 'fantastis' dan 'prank' selalu menarik perhatian. Bahkan dipercaya masyarakat awam, terutama yang sedang butuh uang.

Dalam 'marketplace' sendiri terdapat beragam harga. Penjual yang 'waras' memasang harga ratusan rupiah hingga seribu rupiah untuk koin 50 bekas pakai. Ada juga sekitar Rp10.000 sekeping untuk kondisi 'lustre' atau kilap. Para kolektor uang atau numismatis memang selalu mengejar kondisi prima seperti 'lustre' itu.

Sebaliknya banyak penjual memasang harga ratusan ribu hingga lebih dari satu juta rupiah sekeping. Pasti ini masyarakat awam yang cuma ikut-ikutan. Saya yakin koleksi yang ditawarkan itu tidak akan terjual.  

Para numismatis mengenal berbagai tingkat kondisi atau grade koleksi uang. Kondisi prima atau sangat bagus paling dicari kolektor. Di bawahnya ada grade bagus, cukup bagus, dan kurang bagus. Itu tingkat kondisi yang paling sederhana menurut ukuran numismatis.

Namun kalau mau detail, para numismatis menggunakan skala Sheldon. Skala Sheldon sudah bertaraf internasional. Skala itu menggunakan angka 1-70. Semakin tinggi 'score' maka semakin bagus koleksi.

Bila suatu koleksi yang sama memiliki 'score' 45 dan 60. Nah, numismatis tentu akan memilih koleksi yang memiliki 'score' 60. Soalnya, kondisinya lebih bagus dari koleksi 'score' 45.

Kiri atas/bawah: Berita 'prank' 50 dari cnbcindonesia.com dan sindonews.com; Kanan atas: penawaran di bukalapak; dan Kanan bawah: koleksi pribadi
Kiri atas/bawah: Berita 'prank' 50 dari cnbcindonesia.com dan sindonews.com; Kanan atas: penawaran di bukalapak; dan Kanan bawah: koleksi pribadi

Sungguh miris, media daring atau masyarakat tidak melihat grade atau tingkat kondisi. Yang penting gambarnya sama. Padahal, koin 50 itu memiliki beragam kondisi seperti 'lustre', 'error', dan 'pattern'. Banyak numismatis pasti tau istilah ini.

Saya sendiri punya koleksi koin 50 cukup banyak. Ada sih lebih dari 20. Wah kalau laku satu juta rupiah sekeping, saya bakal banyak uang.

Sekadar gambaran, pada coin set 1945-2016 ada sekitar 30 koin yang pernah beredar di Indonesia. Harganya sekitar Rp 150.000 memakai folder. Kalau memakai kapsul, bisa lebih dari Rp 300.000. Apalagi kalau dalam kondisi prima atau bagus sekali.

Semoga masyarakat tidak langsung percaya pada info dari media daring, media sosial, termasuk kanal berbagi video. Bertanyalah kepada yang lebih tahu, terutama numismatis. Sungguh disayangkan, banyak media masih senang konten negatif yang tidak mencerdaskan masyarakat.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun