Pada 1811 dan 1812 Tan Jin Sing bertemu Raffles di Semarang dan Yogyakarta. Tan Jin Sing (1760-1831) adalah Kapiten Cina yang pernah memimpin Kadipaten Kedu (1793-1803) dan Kadipaten Yogyakarta (1803-1813). Pada 18 September 1813, ia dilantik menjadi Bupati Yogyakarta dengan gelar K.R.T. Secodiningrat.
Tan Jin Sing memiliki seorang mandor bernama Rachmat. Karena Raffles tertarik pada candi, pada kesempatan itu Tan Jin Sing mengatakan bahwa sewaktu kecil Rachmat pernah melihat sebuah candi besar di Desa Bumisegoro, dekat Muntilan.
Raffles langsung tertarik dan meminta Tan Jin Sing dalam waktu dekat pergi ke Desa Bumisegoro untuk melihat dengan mata sendiri candi tersebut. Begitu tertulis pada buku Tan Jin Sing, Dari Kapiten Cina Sampai Bupati Yogyakarta (Pustaka Utama Grafiti, 1990).
Tan Jin Sing dan Rachmat lalu pergi ke Desa Bumisegoro. Sepulang dari sana, Tan Jin Sing berkata kepada Rachmat, menurut taksirannya candi itu sudah berumur 1.000 tahun. Tan Jin Sing segera menulis laporan dan membuat peta. Ia juga mengusulkan agar diperkenankan menebang pohon-pohon dan membakar semak-belukar di sekeliling bangunan untuk memudahkan pekerjaan mereka yang akan meneliti. Disinggung pula kebutuhan membuat jalan dari Desa Bumisegoro menuju ke candi. Peta dan laporan kemudian dikirim ke Raffles di Batavia (hal. 70).
Tim ahli purbakala
Pada awal November 1813 Tan Jin Sing menerima surat dari Raffles tentang rencana kunjungannya ke Semarang pada 10 Januari 1814. Raffles akan datang bersama tim ahli purbakala untuk menuju Desa Bumisegoro guna meninjau Candi Borobudur.
Tak berapa lama, Tan Jin Sing dan Rachmat pergi ke Desa Bumisegoro. Tan Jin Sing memerintahkan agar 20 meter di sekeliling candi dibersihkan. Pohon-pohon harus ditebang dan semak belukar dibakar. Jalan antara Bumisegoro dan candi selebar lima meter segera mulai dikerjakan. Tan Jin Sing berpesan agar pekerjaan bisa selesai sebelum akhir Desember 1813.
Pada 11 Januari 1814 Tan Jin Sing berangkat ke Semarang. Esok harinya ia berangkat ke kediaman Residen Semarang untuk bertemu Raffles. Pada kesempatan itu Raffles memperkenalkan Mayor Christian Cornelius, seorang arkeolog Belanda, beserta ketiga stafnya. Sayang, karena harus ke Surabaya, Raffles tidak bisa ikut ke Bumisegoro.
Baca tulisan sebelumnya [DI SINI].
Setiba di Bumisegoro, Tan Jin Sing berkata, "Kaki candi ada di bawah ini, tetapi saya tidak berani menyuruh mandor saya, Rachmat, untuk melakukan penggalian karena khawatir bila tidak dilakukan dengan pengawasan yang cermat, bisa merusak batu-batu yang tertimbun di bawahnya. Di atas candi itu masih ada tetumbuhan. Saya juga tidak berani menyuruh mencabutnya takut kalau batu-batu itu akan runtuh".