Hari ini media daring dan media sosial dipenuhi berita soal Candi Borobudur. Dikabarkan, dalam waktu dekat pemerintah akan menaikkan harga tiket naik Candi Borobudur.
Kenaikan harga tiketnya cukup luar biasa untuk wisatawan nusantara atau turis lokal, dari Rp50.000 menjadi Rp750.000 per orang.Â
Buat wisatawan mancanegara naik dari US $25 menjadi US $100 per orang. Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang dikutip banyak media.
Luhut berpendapat, naiknya harga tiket masuk ke Candi Borobudur menjadi Rp750.000 perlu dilakukan guna membatasi jumlah kunjungan menjadi 1.200 orang per hari. Seluruh wisatawan Candi Borobudur juga harus menggunakan jasa pemandu dari warga lokal.
Saat ini harga tiket yang berlaku adalah Rp50.000 untuk turis lokal berusia di atas 10 tahun. Anak usia 3-10 dikenakan tarif masuk Rp25.000, dan anak di bawah 3 tahun tidak dikenakan biaya.Â
Tarif khusus sebesar Rp 25.000 per orang diberlakukan untuk rombongan pelajar dan mahasiswa. Sedangkan wisatawan mancanegara dikenakan Rp350.000 (dewasa) dan Rp210.000 (anak-anak).
Menaikkan harga tiket yang tergolong 'luar biasa' memang akan membuat pengunjung Borobudur menjadi lebih terbatas sehingga "beban" candi dan pengelola menjadi lebih ringan. Jadi akan menguntungkan upaya konservasi. Â
Sepengetahuan saya, dalam taman banyak tersedia fasilitas untuk pengunjung. Ada museum dan sarana rekreasi. Jadi para pengunjung tidak perlu menaiki candi.Â
Malah kalau naik akan menambah beban Candi Borobudur. Batu-batu akan semakin aus diinjak banyak pengunjung. Relief-relief akan kotor karena sering dijamah pengunjung.
Sekadar gambaran, pada 2019, sebanyak 4,39 juta turis lokal dan mancanegara mengunjungi Candi Borobudur. Bayangkan, berapa besar berat pengunjung.Â