Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan featured

Siapakah Polisi Teladan, Soekanto, Hoegeng, ataukah Keduanya?

26 Mei 2022   09:59 Diperbarui: 1 Juli 2022   06:49 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soekanto pada Hari Bhayangkara 1991 (Sumber: kompas/Robert Adhi Kusumaputra)

Kehidupan Soekanto sangat sederhana sehingga menjadi panutan bagi bawahannya. Pada masa Orde Baru Soekanto menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA).  Beliau mengajarkan Orhiba (Olahraga Hidup Baru) untuk kesehatan.

Soekanto dikenal visioner, disiplin, jujur, dan konsisten terhadap komitmen dalam membentuk dan membangun Kepolisian Nasional. Pada 10 November 2020 secara anumerta Soekanto memperoleh anugerah gelar Pahlawan Nasional Indonesia dari Presiden RI Joko Widodo.

Soekanto pada Hari Bhayangkara 1991 (Sumber: kompas/Robert Adhi Kusumaputra)
Soekanto pada Hari Bhayangkara 1991 (Sumber: kompas/Robert Adhi Kusumaputra)

Makam Hoegeng dan Soekanto

Sebenarnya sangat layak Hoegeng dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Namun menurut Hoegeng, sebagaimana tempo.co, tempat tersebut tidak lagi sakral. Pasalnya yang dikubur di sana tak hanya pahlawan, pemerintah turut mengubur para koruptor.  

"Ah, nanti para koruptor menegur saya. Padahal saya mau istirahat," tutur Hoegeng. Akhirnya, Hoegeng dimakamkan di area pemakaman Tonjong, Bogor, Jawa Barat. Ia membeli lahan pemakaman itu karena ingin dikubur bersama keluarganya.  

Sementara itu  Soekanto dimakamkan satu liang lahat dengan istrinya di TPU Tanah Kusir, Jakarta. Untuk menghormati jasa-jasanya, sebuah rumah sakit di Jakarta dinamakan Rumah Sakit Polri Soekanto. RS itu terletak di Kramat Jati, Jakarta Timur.

Selama bertahun-tahun makam Soekanto pernah tidak terurus. Maklum beliau tidak mempunyai anak. Rumahnya di kawasan Menteng dijual untuk dibagikan kepada keponakannya. Setelah itu Soekanto menempati rumah dinas Polri atas jasa Awaloedin Djamin, Kapolri ke-8. Di tempat itulah ia meninggal dalam kesunyian. Hanya makam Soekanto sering didatangi polisi yang ingin naik jabatan.

Barulah setelah menjadi Pahlawan Nasional, makam "Bapak Polisi Indonesia" itu dirawat oleh pihak berwenang. Saat ini kondisi makam jauh lebih bagus daripada sebelum beliau menjadi Pahlawan Nasional.

Sayang karena berada jauh di belakang, nama Soekanto kalau populer dibandingkan Hoegeng. Nama Soekanto patut dicatat sebagai polisi jujur dan berani sebelum Hoegeng. Lalu siapakah yang pantas disebut Polisi Teladan, Soekanto, Hoegeng, ataukah keduanya?***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun