Mumpung ada waktu, di Minggu pagi saya beberes rumah. Kalau rumah rapi kan enak dipandang. Lagi pula barang-barang tidak berantakan. Saya lihat ada sebuah kotak kecil milik mertua saya. Kotak itu berukuran panjang 16 cm x lebar 16 cm x tinggi 11 cm. Penuh tanda tanya apa isinya yah.
Saya keluarkan satu per satu. Karena kotak kecil, isinya pun barang-barang kecil. Â
Ada beberapa barang yang menarik perhatian saya. Terutama yang berwarna merah. Barang-barang itulah yang saya amati terlebih dulu.
Ada delapan koin pada kotak itu. Sebagian besar berupa commemorative coin atau koin peringatan. Yang satu bergambar shio ayam, satunya lagi shio macan atau harimau. Koin itu dikeluarkan oleh Pemerintah Singapura. Sisanya adalah koin peringatan dan medali peringatan.
Sebagai kolektor uang kuno atau numismatis, tentu saja saya sangat gembira mendapat 'harta karun' itu. Dari tanda-tanda pada koin, terlihat koin itu dikeluarkan pada 1980-an hingga 1990-an. Harganya memang tidak mahal, tetapi lumayanlah sebagai tabungan.
Kondisi koin masih bagus. Kilaunya terpancar jelas. Untuk produksi benda numismatik, memang kita masih ketinggalan. Sejak lama kita masih tergantung kepada Peruri, Percetakan Uang Republik Indonesia.
Peruri tidak saja mencetak uang, tapi juga nonuang, seperti medali, koin peringatan, plakat, dan ijazah dengan tingkat keamanan tinggi. Sudah seharusnya Peruri mencetak benda-benda numismatik untuk kepentingan kolektor dalam negeri dan mancanegara.
Bola terapi kesehatan
Dalam kotak ada juga dua buah bola kecil terbuat dari logam. 'Iron ball' begitulah yang tertulis. Ternyata bola kecil ini untuk terapi kesehatan. Masing-masing bola dipegang dengan tangan kanan dan tangan kiri lalu dimainkan dengan cara diputar. Akan timbul suara yang cukup berirama. Cukup bermanfaat untuk latihan otot-otot tangan.
Beberapa benang jahit dan bagian-bagian mesin jahit seperti jarum, ada dalam kotak. Ibu mertua saya memang suka jahit. Di rumah masih ada mesin jahit jadul. Maklum orang-orang dulu sering membuat pakaian sendiri, termasuk memperbaiki pakaian yang sobek. Keterampilan yang jarang sekali dimiliki perempuan-perempuan zaman sekarang.
Sekarang kotak kecil itu saya pisahkan. Saya anggap barang berharga. Siapa tahu saya bisa membuat Museum Keluarga. Tentu saja sebagai informasi dan edukasi, karena banyak barang sekarang sudah tidak diproduksi lagi. Dapat 'harta karun' ketika sedang beberes rumah, sudah beberapa kali saya alami. Semoga nanti dapat lagi karena masih banyak barang lama di gudang rumah.***
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H