Akulturasi budaya
Bedug juga terdapat di negara-negara Asia Timur, seperti Tiongkok, Korea, dan Jepang. Di sana bedug terdapat di kuil yang berfungsi sebagai alat komunikasi dalam ritual keagamaan.
Nah, inilah jeleknya benda budaya yang dikaitkan dengan politik. Bedug pernah dikeluarkan dari masjid karena dianggap produk non-Muslim. Lantas bedug digantikan pengeras suara. Seingat saya, seorang teroris yang divonis mati, pernah menghancurkan bedug di sebuah masjid.
Namun banyak warga Muslim masih tetap mempertahankan keberadaan bedug. Sebagai benda hasil akulturasi budaya tentu saja bedug menjadi ciri khas di banyak daerah. Bahkan festival bedug kerap diadakan di banyak tempat.
Bedug terbesar di dunia berada di dalam Masjid Darul Muttaqien, Purworejo. Pembuatan bedug  diperintahkan oleh Adipati Tjokronagoro I, Bupati Purworejo pertama. Bedug dibuat pada 1762 Jawa atau 1834 Masehi dan diberi nama Kyai Bagelen. Bayangkan, panjang 292 cm, dengan diameter depan 194 cm dan diameter belakang 180 cm. Kulit bedug berasal dari kulit banteng.***
Â
Sumber bacaan:
Mengenal Kebudayaan Islam (Taufiq. H. Idris, 1983)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H