Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kapan Sih Minyak Goreng Dikenal di Nusantara?

26 Maret 2022   14:59 Diperbarui: 2 April 2022   10:36 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isi Prasasti Rukam yang menyebut makanan (Sumber: Tiga Prasasti dari Masa Balitung)

Foto di atas berasal dari Prasasti Rukam, bertarikh 829 Saka atau 907 Masehi. Prasasti itu ditemukan pada 1975 di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Secara panjang lebar pernah dibicarakan Ibu Richadiana Kartakusuma.

Saya coba telusuri dari sumber lain, buku Early Tenth Century Java from the Inscriptions karya Antoinette M. Barrett Jones. Beberapa prasasti memang menyebutkan jenis-jenis makanan, sayang belum ada yang menyinggung makanan yang digoreng.

Penyebutan makanan/bertanda panah merah (Sumber: Early Tenth Century Java from the Inscriptions) 
Penyebutan makanan/bertanda panah merah (Sumber: Early Tenth Century Java from the Inscriptions) 

Serat Centhini

Baru pada masa yang lebih muda kita menemukan makanan yang digoreng pada Serat Centhini dari abad ke-18. 

Di luar itu, beberapa sumber menyebutkan orang Tiongkok-lah memperkenalkan masakan yang digoreng. Pada abad ke-17 memang masyarakat Tiongkok banyak berdatangan ke Nusantara.

Agak unik kalau masyarakat Tiongkok doyan gorengan. Soalnya rata-rata masakan mereka dikukus atau direbus. Dengan cara itu makanan tidak akan gosong atau terlalu matang. Gizinya pun tidak akan hilang karena larut dalam air.

Berbicara minyak goreng ada berbagai bahan baku yang digunakan, seperti kelapa, jagung, biji bunga matahari, beras, dan zaitun. Biasanya tergantung produksi dari negara mana.

Di Nusantara minyak berasal dari kelapa, termasuk kelapa sawit. Pemerintah kolonial atau penjajah mendirikan beberapa pabrik di Nusantara. 

Pada 1918, misalnya, mereka mendirikan pabrik pembuatan minyak kelapa di Rangkasbitung bernama Mexolie. Produk mereka terbesar di Asia Tenggara. Aksi penjajah ini bertujuan mengeruk hasil alam. Pabrik sejenis didirikan pula di beberapa daerah.

Sayang pada 2007 pabrik ini bangkrut karena kalah bersaing dengan minyak kelapa sawit yang harganya lebih murah. Padahal minyak kelapa lebih gurih dan lebih nikmat daripada minyak kelapa sawit. Sebagian lahan pabrik kemudian berubah menjadi mal. Begitu yang saya kutip dari bingar.id.

Karena kelapa sawit lebih murah itulah maka banyak lahan berubah jadi perkebunan kelapa sawit. Beberapa pengusaha besar lalu disebut Raja Minyak. Maklum minyak goreng sangat dibutuhkan oleh rumah tangga dan industri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun