Menurut Plt. Kepala BPCB DI Yogyakarta Ibu Azzah Zaimul, pembersihan lingkungan situs dilakukan setiap hari. Sementara pembersihan bangunan candi dilakukan secara berkala. "Pembersihan atap candi 8 kali dalam satu tahun," kata Ibu Azzah.
"Kalau rutin hanya sebatas lingkungan sebagian Halaman III, Halaman II, Halaman I, dan bangunan candi. Itu pun hanya bagian bawah/kaki/selasar tidak sampai atap. Karena pembersihan atap ada kegiatan tersendiri," tambah Ibu Azzah mencontohkan kegiatan pada Candi Prambanan.
Kalau untuk Boko, sebutan untuk Ratu Boko, secara berkala 3 bulan sekali untuk gapura bangunan.
Pada 1987 saya pernah melihat para jupel membersihkan Candi Prambanan dengan cara memanjat dinding lewat kawat baja yang digunakan sebagai penangkal petir. 'Senjata' mereka hanya sapu lidi dan sikat ijuk.Â
Cerita tentang jupel Prambanan bisa dilihat [di sini]. Â
Dulu mereka bekerja tanpa helm dan tali pengaman. Namun sekarang mereka mau menggunakannya.Â
Jika candi sudah resik tentu akan mengundang kekaguman banyak wisatawan. Soalnya banyak candi memang menjadi tujuan wisata.
Perlu diketahui, di Nusantara ada dua bahan untuk membangun candi, yakni batu andesit dan batu bata. Candi batu andesit tergolong lebih kuat daripada candi batu bata.Â
Lihat tulisan tersebut [di sini].
Manusia perlu merawat diri agar tetap cantik/ganteng, candi pun begitu. Jadi pekerjaan arkeologi itu bermacam-macam.Â
Tidak hanya menemukan benda purbakala, tetapi juga mengkaji benda-benda temuan itu agar memperoleh narasi demi memperkaya penulisan sejarah. Juga merawat kepurbakalaan agar mampu bertahan selama mungkin demi generasi mendatang.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H