Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membersihkan Atap Candi Demi Wisatawan dan Generasi Mendatang

25 Maret 2022   07:20 Diperbarui: 29 Maret 2022   22:23 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membersihkan hiasan candi agar tidak tumbuh lumut/ganggang/jamur (Sumber: BPCB DI Yogyakarta)

Menurut Plt. Kepala BPCB DI Yogyakarta Ibu Azzah Zaimul, pembersihan lingkungan situs dilakukan setiap hari. Sementara pembersihan bangunan candi dilakukan secara berkala. "Pembersihan atap candi 8 kali dalam satu tahun," kata Ibu Azzah.

"Kalau rutin hanya sebatas lingkungan sebagian Halaman III, Halaman II, Halaman I, dan bangunan candi. Itu pun hanya bagian bawah/kaki/selasar tidak sampai atap. Karena pembersihan atap ada kegiatan tersendiri," tambah Ibu Azzah mencontohkan kegiatan pada Candi Prambanan.

Kalau untuk Boko, sebutan untuk Ratu Boko, secara berkala 3 bulan sekali untuk gapura bangunan.

Membersihkan hiasan candi agar tidak tumbuh lumut/ganggang/jamur (Sumber: BPCB DI Yogyakarta)
Membersihkan hiasan candi agar tidak tumbuh lumut/ganggang/jamur (Sumber: BPCB DI Yogyakarta)

Pada 1987 saya pernah melihat para jupel membersihkan Candi Prambanan dengan cara memanjat dinding lewat kawat baja yang digunakan sebagai penangkal petir. 'Senjata' mereka hanya sapu lidi dan sikat ijuk. 

Cerita tentang jupel Prambanan bisa dilihat [di sini].   

Dulu mereka bekerja tanpa helm dan tali pengaman. Namun sekarang mereka mau menggunakannya. 

Jika candi sudah resik tentu akan mengundang kekaguman banyak wisatawan. Soalnya banyak candi memang menjadi tujuan wisata.

Perlu diketahui, di Nusantara ada dua bahan untuk membangun candi, yakni batu andesit dan batu bata. Candi batu andesit tergolong lebih kuat daripada candi batu bata. 

Lihat tulisan tersebut [di sini].

Manusia perlu merawat diri agar tetap cantik/ganteng, candi pun begitu. Jadi pekerjaan arkeologi itu bermacam-macam. 

Tidak hanya menemukan benda purbakala, tetapi juga mengkaji benda-benda temuan itu agar memperoleh narasi demi memperkaya penulisan sejarah. Juga merawat kepurbakalaan agar mampu bertahan selama mungkin demi generasi mendatang.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun