Risdianto beroperasi sebagai penyerang tengah. Senterpur, begitu orang menyebutnya kala itu. Dia begitu berbahaya sehingga dijuluki 'hantu kotak penalti'. Entah ada julukan lain yang saya lupa.
Sebelum Risdianto muncul, pemain yang sering disebut-sebut Sutjipto Suntoro, Abdul Kadir, Iswadi Idris, Jacob Sihasale, dan Judo Hadiyanto sebagai kiper. Kadir beroperasi di sayap kiri dan Iswadi di sayap kanan. Begitu yang saya ingat. Kadir dan Iswadi pernah menyandang top scorer atau pemain terbaik dalam beberapa turnamen.
Pada 1970-an prestasi timnas PSSI mulai menurun. Hanya pada 1976 kita pernah mencapai final pada perebutan satu tempat untuk Olimpiade. Sayang kita kalah lawan Korea Utara lewat adu penalti.
Selepas 1976, prestasi terus merosot. Di tingkat Asia Tenggara pun jarang sekali merebut medali emas SEA Games.
Entah kapan kita bisa seperti era 1960-an dengan memiliki kesebelasan yang kuat. Apakah kita menurun atau konstan, sementara lawan semakin hebat? Semoga kita mampu mencari 11 orang hebat di antara 200 jutaan rakyat Indonesia.*** Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H