Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sisi Positif Covid-19, Ada Waktu Luang untuk Menulis Buku

10 Maret 2022   14:17 Diperbarui: 10 Maret 2022   14:24 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antologi tulisan tentang Covid-19/kiri dan Novel sejarah Enru/kanan (Sumber: KPBMI)

Pandemi atau Covid-19 memang mengkhawatirkan banyak orang. Lihat saja dampak negatifnya ketika banyak perusahaan atau tempat usaha terpaksa tutup sementara bahkan permanen. Bayangkan, berapa banyak orang kehilangan pekerjaan. Sebagian lagi terpaksa berhemat karena mahalnya barang-barang kebutuhan pokok.

Namun karena sebagian orang bekerja dari rumah, tentu saja ada sisi positifnya. Ada bahkan banyak waktu luang amat dirasakan, terutama oleh para pegawai. Waktu luang ini sering dimanfaatkan untuk pekerjaan positif. Salah satunya adalah menulis, lalu menerbitkan buku, seperti yang dilakukan oleh 8 perempuan ini.

Akhir 2021 lalu mereka menerbitkan cerpen dan novelet tentang berbagai tema. Tema terbanyak tentu saja tentang Covid-19. Buku yang ditulis secara keroyokan itu diberi judul Dalam Satuan Waktu yang Sangat Panjang, Kumpulan Asa dan Cerita Covid-19.

Delapan penulis perempuan yang berpartisipasi adalah Lia Zhang, Christiyani Kabul, Claire The, Christina Yoga, Listyarini Soewarno, Eliza, Fadhilah Alin, dan Donna Widjajanto. Masing-masing menyumbang satu tulisan, kecuali Lia Zhang, Claire The, dan Eliza menyumbang dua tulisan.

Buku itu memiliki ketebalan 268 halaman. Diterbitkan oleh Stiletto Indie Book yang beralamat di Yogyakarta.

"Kisah-kisah dalam antologi ini menawarkan pengalaman semasa pandemi, pengalaman yang jadi kisah kita bersama," demikian menurut penerbit. Dalam buku ini ada kesedihan, kehilangan, juga harapan, cinta, dan kasih yang mewarnai hari-hari masa pandemi.

Beberapa judul yang berkenaan dengan dengan pandemi bisa dilihat dari sejumlah tulisan, yakni Regret in the Time of Pandemic (Claire The), Elegi Pandemi (Christina Yoga), A Covid Wedding Scenario (Eliza), Tetap Produktif Saat PPKM (Eliza), Menjaga Saturasi Nurani (Fadhilah Alin), serta Masker dan Asumsi Saat Pandemi (Claire The).

Beberapa penulis pernah tampil secara daring lewat aplikasi Zoom dan Instagram membagi kisah mereka. Yang jelas, buku ini berisi bacaan ringan yang perlu diketahui oleh kita.

Acara peluncuran dan bedah buku Enru di Museum Sejarah Jakarta, 2018 (Sumber: KPBMI)
Acara peluncuran dan bedah buku Enru di Museum Sejarah Jakarta, 2018 (Sumber: KPBMI)

Novel Sejarah Enru

Di antara sejumlah perempuan itu, Lia Zhang termasuk produktif. Pada 2018 perempuan bershio Babi Air ini menerbitkan novel sejarah berjudul Enru (1980-1741). Penerbitnya Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI).

Umumnya tulisan Lia Zhang bertema sejarah dan budaya Tionghoa. Seperti kisah Enru, tentang  sejarah Batavia abad ke-17.

Pertengahan 2018 lalu KPBMI melaksanakan kegiatan bedah buku Enru di Museum Sejarah Jakarta.  Bisa dilihat beritanya [di sini].

Novel Enru memiliki ketebalan 500 halaman. Dikisahkan, Enru, seorang tenaga ahli biro iklan dari Jakarta, karena suatu hal yang belum bisa dijelaskan, terlempar dari abad ke-20 menuju abad ke-18. Dia terlontar tiga ratus tahun ke Jakarta masa silam yang ketika itu bernama Batavia. Dalam keadaan bingung dan perasaan penuh ingin tahu, masuklah Enru ke dalam sebuah petualangan yang sama sekali belum bisa diketahui bagaimana akhirnya. Di Batavia, selain ia mendapati bangsa Belanda yang ketika itu sedang berkuasa, juga ia menemui masyarakat Tionghoa yang masih terbagi dua kelompok yakni Tionghoa peranakan dan Tionghoa totok.  Novel ini sangat menarik dan sarat akan sejarah Betawi tempo dulu.

Riset untuk menulis novel ini termasuk lama. Termasuk membaca sumber-sumber lama di Perpustakaan Nasional. Hanya idealisme yang membuat novel ini bisa diluncurkan ke masyarakat.

Novel ini dijual untuk mencari dana buat komunitas. Saat ini masih tersedia di marketplace atau KPBMI.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun